TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi musim hujan, sebanyak 13 pompa apung disebar ke sejumlah wilayah rawan banjir di Jakarta Selatan. Kepala Sudin Sumber Daya Air Jakarta Selatan Mustajab mengatakan pompa apung itu disimpan di sejumlah pangkalan milik dinas SDA.
"Kita punya base camp pompa, ada di Setiabudi, Komplek Perdatam, ada di gudang SDA di Rawa Minyak, di JOE Jagakarsa dan Bukit Duri juga ada," kata Mustajab di Jakarta, Jumat 16 Oktober 2020.
Pompa apung portabel ini disebar ke sejumlah wilayah agar mudah diakses jika terjadi banjir dan genangan di wilayah rawan banjir itu. Pompa apung ini adalah bantuan dari Dinas SDA DKI Jakarta yang disalurkan pada Rabu 7 Oktober lalu.
Pada saat ini Sudin SDA Jaksel telah memiliki 12 pompa, yaitu lima pompa stasioner dan tujuh pompa mobile. Dengan adanya tambahan 13 pompa apung ini, jumlah pompa portabel di Jakarta Selatan ada 20 unit.
Menurut Mustajab, fungsi pompa stasioner dan mobile sama, yaitu menyedot air banjir. Bedanya ada di cara kerja pompa.
Pompa stasioner ditempatkan di daerah langganan banjir atau daerah rendah dekat sungai. Pompa stasioner ditempatkan di sana agar bisa langsung menyedot air jika terjadi limpasan air kali. "Kalau stasioner itu genangan atau banjirnya itu menetap, jadi dia diperlukan kode yang harus dibuatkan stasioner," katanya.
Baca juga: Perlu Dua Pekan Atasi Longsor di Melati Residence yang Bikin Banjir Jagakarsa
Pompa mobile atau bergerak dipersiapkan untuk genangan yang bersifat dadakan. Misalnya, terjadi limpasan kali atau genangan di daerah yang tidak memilki pompa stasioner. "Misalnya genangan di jalan, kita bantu dengan pompa mobile untuk mempercepat pengeringan airnya," ujar Mustajab.
Mustajab mengatakan pompa apung bantuan Dinas SDA DKI akan digunakan untuk keadaan darurat genangan di lingkungan. Pompa apung ini bersifat mobile atau dapat berpindah-pindah.