TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menyampaikan pemerintah tak boleh pandang bulu dalam menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Menurut dia, pemerintah harus menetapkan protokol kesehatan Covid-19 untuk semua acara yang memicu kerumunan. Acara yang dimaksud tak terbatas pada perayaan keagamaan.
Baca Juga:C ovid-19 Melandai, Epidemiolog Sebut Risiko Kerumunan di Rumah Rizieq Shihab
"Pemerintah pusat dan daerah harus sangat tegas, tidak boleh pandang bulu, tidak boleh mengendur, dan konsisten," kata dia saat dihubungi, Kamis, 12 November 2020.
Dicky menanggapi rencana pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, menghadiri dua acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada Jumat-Sabtu ini. Dia menganggap, pemerintah DKI Jakarta perlu menentukan berapa kapasitas maksimal dalam ruangan saat acara berlangsung.
Indikatornya beragam, bisa disesuaikan dengan luas ruangan atau lainnya. Yang penting, Dicky menuturkan, pembatasan tersebut dapat membuat orang saling menjaga jarak guna menekan potensi penularan Covid-19.
"Kalau misalnya tidak dibatasi seperti itu, kita sama dengan mengabaikan. Dalam arti ikhtiarnya tidak ada, ketawakalannya tidak ada dalam upaya kita melindungi kesehatan masyarakat," jelas dia.
Dicky menyarankan Rizieq Shihab tak menghadiri perayaan Maulid Nabi secara tatap muka, melainkan virtual. Musababnya, virus corona bisa menyerang siapa saja tanpa peduli ras, agama, atau faktor lainnya. Satu atau dua orang saja mengabaikan protokol kesehatan Covid-19, tambah dia, bakal merugikan banyak orang.