TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mendapati 61,9 persen responden warga Tangerang Selatan menginginkan calon wali kota yang jujur dan bersih dari korupsi. Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan hasil itu diperoleh setelah melakukan survei terhadap 820 warga Tangsel yang mempunyai hak pilih.
"Di Tangsel yang menjawab seorang calon wali kota harus jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi itu betul-betul tinggi," kata dia dalam diskusi virtual, Selasa, 17 November 2020.
Indikator Politik Indonesia menggelar survei dengan 820 responden pada 28 Oktober-3 November 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Data diperoleh dengan wawancara tatap muka dengan toleransi kesalahan atau margin of error sekitar plus minus 3,5 persen.
Hasilnya, soal aspek sifat kepemimpinan, calon wali kota yang jujur, bisa dipercaya, dan bersih dari korupsi yang paling diharapkan. Variabel selanjutnya adalah calon wali kota yang perhatian pada rakyat (18,2 persen), mampu memimpin kota (11,8 persen), religius atau taat beragama (3,6 persen), tegas dan beribawa (2,4 persen), serta pintar (1,2 persen).
Calon wali kota yang jujur, bisa dipercaya, dan bersih dari korupsi yang diharapkan, namun responden menganggap praktik politik uang wajar. Politik uang yang dimaksud adalah calon memberikan uang atau hadiah tertentu kepada pemilih dengan maksud menyoblosnya.
Baca Juga:
Sebanyak 56,8 persen responden menganggap politik uang bisa diterima sebagai hal yang wajar. Lalu 43,2 persen responden menilai politik uang tidak bisa diterima atau tidak wajar.
"Politik uang dianggap wajar, tapi pemimpin kepala daerah harus bersih dari korupsi," kata Burhanuddin.
Kontestasi pemilihan kepala daerah atau Pilkada Tangsel 2020 diikuti tiga pasangan calon. Ketiga pasangan calon wali kota sesuai nomor urut adalah Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Siti Nur Azizah-Ruhamaben, dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.