Pada saat pengecekan di titik akhir saluran, Nurcahya yang berpatroli bersama dengan anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dan Satgas COVID-19 tingkat RT mendengar suara hingar bingar dan gegap gempita orang bernyanyi-nyanyi yang ramai.
"Spontanitas saya beserta FKDM, PPSU dan Ketua RT ingin memonitor keadaan di WB ini," kata Nurcahya.
Nurcahya telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan. Tak lama setelah laporan dibuat, seorang pelaku berinisial RQ (22) ditangkap terkait pemukulan tersebut, sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mako Polres Metro Jakarta Selatan.
Menurut Nurcahya, WB sudah berkali-kali dilaporkan oleh masyarakat karena merasa terganggu kenyamanan dan ketentramannya oleh kegiatan di warung kopi tersebut.
Melihat kebisingan di tengah malam tersebut, Nurcahya tidak lantas membubarkan orang-orang yang ada di dalam WB tetapi berupaya memanggil pemilik warung yang diketahuinya bernama Feri.
"Saya sampaikan kepada Pak Feri, ini bagaimana, kan masih PSBB kenapa seperti ini situasi dan kondisinya, saya minta Pak Feri untuk bicarakan ini di kantor saja," ujar Nurcahya.
Pada saat itu, lanjut Nurcahya, pengunjung warung tersebut terprovokasi, terjadi ketegangan. Saat hendak meninggalkan tempat tersebut, Nurcahya dikejar oleh sekelompok orang dari warung tersebut, hingga terjadi pemukulan.
Nurcahya tidak mengenal siapa yang melakukan pemukulan terhadap dirinya, karena peristiwa terjadi begitu cepat, ada yang memegang dirinya dan menarik lehernya, hingga memukulnya.
"Jadi, saya dipukulnya di jalan raya. Saya tidak kenal siapa yang mukul, karena hampir semua, ada beberapa orang itu sayang dipegang, leher saya juga, seperti yang tampak di video yang beredar itu," katanya Nurcahya.
ANTARA