TEMPO.CO, Jakarta - Dua lapangan latih Jakarta International Stadium (JIS) menggunakan rumput hibrida berstandar internasional yang merupakan gabungan dari rumput sintetis dan alami. Corporate Communication Manager PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Melisa S. Sjach, mengatakan rumput serupa akan dipakai di stadion utama JIS.
Menurut Melisa, rumput hibrida memiliki daya serap air yang lebih baik ketimbang rumput biasa. Genangan air di lapangan JIS, manakala diguyur hujan, dirancang tak lebih dari 10 detik dengan pemakaian jenis rumput itu. “Lapangan dapat digunakan hingga 1.000 jam pertandingan bila dibandingkan hanya menggunakan rumput natural, yakni hanya 300 jam pertandingan,” kata Melisa dalam keterangan tertulis hari ini, Senin, 28 Desember 2020.
Rumput hibrida yang dipakai di lapangan latih JIS merupakan perpaduan lima persen rumput sintetis yang diimpor dari Italia dan 95 persen rumput natural jenis Zoysia Matrella. Satu lapangan latih membutuhkan 19 gulung rumput sintetis, di mana satu gulungnya berukuran 109x3,9 meter.
Melisa menjelaskan, untuk menanam rumput hibrida, mulanya media tanam diratakan terlebih dahulu dan dipadati menggunakan pasir. Setelahnya rumput alami pun ditabur, disusul dengan penggelaran rumput sintetis, pembalutan, serta masa penumbuhan rumput alami. “Sebagai perbandingan, stadion-stadion di Eropa seperti Allianz Arena Stadium milik klub raksasa Jerman Bayern Munchen, Wanda Metropolitano Stadium di Madrid, Spanyol, hingga Tottenham Hotspurs Stadium di London, Inggris juga menggunakan rumput hybrid,” kata dia.
Adapun kelebihan lainnya, menurut Melisa, adalah rumput hibrida sangat cocok dengan kondisi iklim di pesisir. Hal tersebut, kata dia, menjadi pertimbangan utama Jakpro menggunakan rumput hibrida lantaran stadion utama dan dua lapangan latih JIS berlokasi tak jauh dari pesisir Jakarta Utara. Mereka memprediksi pemakaian rumput hibrida menjadi tren lapangan sepak bola modern di masa mendatang.