TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta memprediksikan kasus Covid-19 aktif bisa mencapai 100 ribu jika tak ada pengetatan. Ledakan kasus aktif ini diperkirakan terjadi pada Juli 2021 .
"Bila tidak dilakukan pengetatan segera, maka 100 ribu kasus aktif di Jakarta akan tercapai antara tanggal 8-13 Juli 2021," demikian bunyi dokumen Pemprov DKI Jakarta yang diterima Tempo, Rabu, 30 Juni 2021.
Per 28 Juni, pemerintah DKI mencatat ada 62.126 kasus aktif. Kasus aktif tersebut telah melebihi puncak gelombang pertama per 19 Juni. Jumlah kasus aktif naik dua kali lipat setiap delapan hari.
DKI menghimpun ada 20.311 kasus (16 Juni), 24.511 kasus (18 Juni), dan 30.142 kasus (20 Juni). Delapn hari berikutnya jumlah ini melonjak menjadi 40.637 kasus (24 Juni), 51.434 kasus (26 Juni), dan 62.126 kasus (28 Juni).
"Kasus aktif saat ini telah mencapai 230 persen lebih besar daripada puncak gelombang pertama di awal Februari 2021," tulis dokumen itu. "Dan masih menunjukkan tren kenaikan dengan cepat.
Pemerintah DKI lantas mendesain enam langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi skenario 100 ribu kasus aktif.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuding varian baru Covid-19 sebagai penyebab peningkatan penularan virus corona sejak akhir Mei 2021. Anies mengatakan, penambahan kasus Covid-19 selama waktu tiga pekan pada Juni 2021 melompat lebih tinggi ketimbang puncak kenaikan pada Januari 2021.
Padahal, aktivitas atau perilaku masyarakat sepanjang April-Juni 2021 relatif sama. Warga juga sama-sama menggunakan masker di sepanjang tiga bulan itu, namun lonjakan kasus Covid-19 Juni ini sangat drastis. "Kondisi masyarakat relatif sama, tapi karena ada varian baru terjadilah lonjakan yang eskponensial yang belum pernah dialami oleh kita semua," kata dia dalam siaran langsung TvOne, Senin, 28 Juni 2021.
#Cucitangan
#Pakaimasker
#Jagajarak
Baca juga: Catat, Ini Aturan Pelaksanaan Kurban di Jakarta Saat Kasus Covid-19 Melonjak