TEMPO.CO, Jakarta - PT JakLingko Indonesia memperkirakan penerapan tarif terintegrasi antarmoda akan meningkatkan pendapatan operator transportasi di Ibu Kota 8,11 persen. Penerapan tarif terintegrasi antarmoda di Jakarta akan diberlakukan pada Maret 2022.
Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Muhamad Kamaluddin mengatakan rencana sistem tarif terintegrasi itu dalam tahap pematangan dengan melakukan simulasi. Ada lima moda transportasi di bawah anak usaha BUMD DKI Jakarta itu, yaitu PT KCI (Kereta Commuter Indonesia), MRT, LRT, TransJakarta dan MikroTrans.
"Pendapatan operator transportasi akan meningkat karena jumlah penumpang juga meningkat," kata Kamaluddin dalam webinar virtual, Rabu, 28 Juli 2021.
Menurut hasil simulasi PT JakLingko Indonesia, kenaikan penghasilan para operator mencapai 8,11 persen. Jumlah penumpang akan naik karena tarif antarmoda yang lebih terjangkau.
Penumpang menaiki angkutan umum Jak Lingko di Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019. Jelang berjalan 2 tahun pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, angkutan umum Jak Lingko masih kurang diminati oleh masyarakat. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kenaikan pendapatan operator transportasi pada saat tarif terintegrasi ini diimplementasikan diharapkan membantu Pemprov DKI Jakarta mengurangi subsidi.
Kamaluddin mengatakan JakLingko akan menentukan tarif baru berdasarkan survei kemampuan masyarakat membayar dan kesediaan membayar. Survei ability to pay dan willingness to pay masyarakat ini dibagi 3 golongan pendapatan, yakni rendah, menengah dan tinggi.
Survei tarif baru tersebut melibatkan 10 ribu komuter pengguna transportasi publik. Dengan tarif terintegrasi ini, subsidi bisa diberikan tepat sasaran untuk komuter yang membutuhkan lewat sistem Account Based Ticketing.
"Misalnya pemberian tarif khusus untuk komuter yang memerlukan, seperti lansia dan disabilitas, karena identitasnya terhubung dengan kartu JakLingko," kata Kamaluddin.
Baca juga: Anies Baswedan Klaim Jaklingko Bikin Warga Ibu Kota Sejahtera