TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta International Stadium atau JIS yang terletak di Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara saat ini pembangunan sudah rampung dengan persentase 69,85 persen. Stadion ini ditargetkan rampung pada akhir 2021 dan juga akan diresmikan pada Desember 2021.
Direktur Proyek JIS Iwan Takwin mengatakan selama pelaksanaan kontruksi stadion itu Jakpro menghadapi banyak tantangan. Adapun tantangan tersebut seperti cuaca yang sulit diprediksi hingga pandemi Covid-19.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan JIS masuk dalam 10 stadion terbesar dan termegah di dunia versi daily mail yang disejajarkan dengan Santiago Bernabeu, kandang Real Madrid. Hal ini karena kedua stadion memiliki struktur atap yang mirip lantaran bisa buka tutup.
JIS juga menerapkan sistem Zero Run Off, yaitu meresapkan air hujan ke tanah untuk dialirkan melalui saluran air kota Jakarta Utara. Sistem ini membuat air hujan tidak menggenangi area sekitar stadion yang berlokasi di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok tersebut.
Namun dibalik kemewahan dan penggunaan teknologi yang canggih ketika membuat stadion tersebut, nyatanya dalam pembangunan JIS memiliki kontroversi bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar JIS. Hal ini terbukti dari kasus warga Kampung Bayam.
Warga Kampung Bayam yang tergabung dalam kelompok urban farming memilih masih bertahan di sekitar kawasan pembangunan proyek Jakarta Internasional Stadium atau JIS, walau telah menerima kompensasi atas lahan dan bangunannya. Alasannya, janji pengembang untuk membangunkan Kampung Deret sebagai pengganti pemukiman warga belum memiliki titik terang. "Jangan kita disuruh pindah tapi kepastiannya (Kampung Deret) nggak ada," ujar Sekretaris Kelompok Urban Farming Kampung Bayam, Husni Mubarok.
Menurut Husni, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memerintahkan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro selaku pengembang JIS untuk membuatkan Kampung Deret pada 28 Agustus 2019. Selanjutnya pada 27 Juli 2020, kata Husni, Jakpro menyanggupi proyek Kampung Deret itu melalui rapat konsolidasi bersama warga.
Atas penolakan untuk pindah ini, kata Husni, sejumlah kejadian yang diduga bertujuan untuk menggusur warga terjadi. Beberapa warga, termasuk rumah Husni, kerap didatangi orang tidak dikenal. Kemudian pada Kamis, 11 Februari 2021, alat berat berupa ekskavator disebut mendatangi perkampungan warga. "Alasannya mau membuka jalur air di sini. Tapi mereka keliling untuk minta warga segera pindah dalam tempo yang sudah ditetapkan," kata Husni.
Kampung Bayam memiliki populasi sebanyak 642 kepala keluarga atau 1.612 jiwa. Dalam kasus ini Fadli Zon, Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2014-2019 pernah mengkritik Anies Baswedan, Gubernur Jakarta perihal ini.
Fadli Zon, masih melalui akun Twitternya, membandingkan Kampung Bayam dengan Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Seperti diketahui, Anies pada 17 Agustus 2021 lalu melakukan serah-terima kunci Kampung Susun Akuarium kepada warga yang digusur pada masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP).
Menurut Fadli, nasib Kampung Bayam tak sebaik Kampung Akuarium. “Kini lokasi bekas Kp Bayam sdh jadi bagian tribun stadion megah JIS,” tulis dia dalam cuitannya pada 20 Agustus 2021. Menurut Fadli, saat ini sekitar 50 kepala keluarga masih bertahan di lokasi dekat JIS. Ia pun meminta agar hal tersebut menjadi perhatian Anies Baswedan.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Stasiun Kereta akan Dibangun di Kawasan Jakarta International Stadium