TEMPO.CO, Jakarta - Lokasi sirkuit Formula E yang bakal digelar di DKI Jakarta pada Juni tahun depan hingga kini masih tanda tanya. Rencana awal yang akan dilakukan di kawasan Monumen Nasional (Monas) kandas lantaran tak direstui Kementerian Sekretariat Negara.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pada 9 Oktober menyatakan Dinas Pemuda dan Olahraga DKI serta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) telah menyiapkan lima alternatif sirkuit Formula E. Menurut dia, belum ada penetapan lokasi balap, karena menunggu survei dari Formula E Operation (FEO).
Riza Patria masih enggan bicara soal detail lima lokasi alternatif itu. Namun, ia sempat mengatakan dua di antaranya adalah kawasan Senayan dan Pantai Kita Maju Bersama.
FEO sebenarnya telah melakukan survei ke sejumlah titik di DKI Jakarta pada 6 Februari 2020 setelah Kementerian Sekretariat Negara pertama kali tidak mengizinkan kawasan Monas dipakai untuk Formula E. Mengutip Majalah Tempo edisi 22 Februari 2020, perwakilan FEO berkeliling ibu kota ditemani oleh Sadikin Aksa yang saat itu menjabat sebagai Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Tim yang dipimpin Chief Operating Officer Championship Jamie Reigle itu mengecek lima lokasi selain kawasan Monas. Pertama mereka melihat kawasan Gelora Bung Karno di Senayan, lalu bergeser ke Sudirman Central Business District.
Berikutnya tim FEO dan Sadikin Aksa melihat kawasan Pantai Indah Kapuk, Ancol, dan terakhir di Kemayoran.
Eks direktur utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto, dalam wawancara dengan Majalah Tempo mengatakan pihak FEO bahkan mensurvei hingga wilayah Tugu Tani dan Jalan Diponegoro. Namun sejak awal mereka sudah tertarik dengan kawasan Monas yang menjadi ikon Jakarta sebagai tempat perhelatan Formula E.
MAJALAH TEMPO
Baca juga:
5 Fakta KPK Usut Formula E, Kejanggalan hingga Anies Baswedan Bungkam
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu