TEMPO.CO, Jakarta - Camat Mampang, Jakarta Selatan, Djaharuddin menjelaskan, selama 1,5 tahun menjabat sudah tiga kali wilayahnya direndam banjir.
Yang terakhir, pada Jumat 12 November 2021, hujan lebat yang melanda Jakarta selama tiga jam, menyebabkan empat kelurahan di Mampang terendam banjir setinggi 45 - 60 sentimeter.
Djaharuddin menjelaskan, alasan banjir menjadi langganan di kawasan Mampang karena menyempitnya Kali Mampang, sehingga tidak bisa menahan besarnya debit air saat hujan melanda.
"Makanya peluru dibangun embung, biar air gak langsung limpas ke kali," ujar Djaharuddin saat dihubungi Tempo, Sabtu, 13 November 2021.
Djaharuddin menjelaskan, rencana pembuatan embung sudah ada dan akan dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. Namun, sampai saat ini embung yang berfungsi menahan air agar tidak langsung limpas ke Kali Mampang belum juga rampung.
Selain itu, Djaharuddin mengatakan pihaknya sudah berusaha menambah daya tampung Kali Mampang dengan melakukan pengerukan. Pihaknya juga sudah membuat tanggul agar air tidak limpas ke pemukiman warga.
Namun, intensitas air yang datang masih jauh lebih besar dari kapasitas kali. Sehingga, banjir setiap hujan deras tidak dapat terhindarkan.
"Kondisi kali juga menyempit karena banyak warga yang tinggal di bantarannya," ujar Djaharuddin.
Djaharuddin mengatakan, warga yang tinggal di bantaran Kali Mampang merupakan warga asli. Mereka kini sedang dalam usaha direlokasi oleh Pemprov DKI, agar bantaran Kali Mampang dapat dinormalisasi.
Akibat luapan Kali Mampang kemarin, sebanyak empat kelurahan terdampak banjir. Kelurahan tersebut antara lain Kuningan Barat, Pela Mampang, Tegal Parang, dan Bangka.
Untuk menangani banjir yang terjadi sejak pukul 14.00 itu, Djaharuddin mengatakan pihaknya mengerahkan empat pompa untuk membuang air yang masuk ke pemukiman warga. Hingga pada pukul 01.00 dini hari, banjir di sana baru surut.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Banjir di Mampang Rendam Empat Kelurahan Baru Surut 11 Jam Kemudian