TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakanperusahaan tidak mencapai target 65 ribu penumpang per hari di tahun ini karena gelombang kedua pandemi Covid-19 terjadi pada Juli 2021.
"Second wave yang terjadi di Juli dan baru selesai sekitar September dan Oktober itu membuat ridership kami terpukul," kata dia dalam forum jurnalis yang digelar daring, Selasa, 30 November 2021.
William mempaparkan tren penumpang sejak Januari-Juni 2021 naik. Jumlah penumpang pada Januari mencapai 13.694 orang hingga Juni sebanyak 22.686 orang.
Angka ini kemudian menukik pada Juli lantaran terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Selama periode kenaikan kasus itu, penumpang MRT hanya 4.324 orang per hari (Juli) dan 5.989 orang per hari (Agustus).
Tren jumlah penumpang di bulan berikutnya berangsung meningkat. Rinciannya adalah 14.729 orang (September), 22.834 orang (Oktober), dan 30.101 orang (November).
"Kalau tidak terjadi second wave, trennya (penumpang) di angka 30 ribu dan mulai naik," ujar dia.
William memprediksikan jumlah orang yang naik kereta Ratangga pada Desember bakal turun lagi. Musababnya, pemerintah berencana memperketat lagi kegiatan masyarakat pada libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Belum lagi, tambah dia, jika varian Omicron, jenis baru Covid-19, masuk ke Tanah Air.
Baca juga: MRT Jakarta Targetkan 40 Ribu Penumpang Per Hari di 2022, Begini Alasannya