TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mangatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM tidak cukup efektif untuk mencegah penularan virus Covid-19 varian Omicron. Hal ini diakibatkan masyarakat yang sudah mulai bosan dengan tarik ulurnya peraturan tersebut.
"Ga apa-apa, jangan diketatkan lagi, ga ada gunanya. Masyarakat sudah bosan. Sekarang oke, boleh beraktivitas, cuma harus sudah divaksinasi dan yang paling penting pakai masker," ujar Pandu saat dihubungi Tempo, Selasa, 11 Januari 2022.
Pandu Riono menerangkan, Omicron sangat sulit dilacak di tengah populasi masyarakat. Penyebabnya, dalam banyak kasus varian ini hanya menimbulkan gejala ringan atau bahkan tak ada gejala, tidak seperti pada varian Delta.
Sehingga masyarakat yang terinfeksi tidak akan sadar dan tidak melakukan swab test. "Kalau pelaku perjalanan luar negeri kan otomatis semua dites (swab). Kalau orang tidak bergejala, buat apa dites? Kan sehat. Dites kan kalau ada gejala," kata Pandu.
Pandu mengatakan tingginya angka vaksinasi saat ini membuat varian Omicron tidak menimbulkan gejala parah pada penderitanya. Sehingga yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 serta pengawasan pemakaian masker di masyarakat. Menurut Pandu, kedua hal ini cukup untuk mencegah melonjaknya kasus Covid-19 dan meningkatnya keterisian rumah sakit.
"Kalau orang bergejala ringan bisa isoman atau isolasi terpusat, tapi tidak masuk rumah sakit," ujar Pandu.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya sudah menyiapkan skenario menghadapi gelombang tiga Covid-19. Hal ini dilakukan setelah melihat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU pasien Covid-19 yang meningkat.
Menurut dia, per 9 Januari, 348 dari 3.885 tempat tidur telah terisi atau naik 9 persen. "Jadi ada peningkatan kembali menjadi 9 persen yang tadinya sudah turun sampai di 4 persen," kata dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 10 Januari 2022.
Sementara itu, keterisian ICU juga naik. Riza mengutarakan sudah 31 tempat tidur ICU yang ditempati pasien Covid-19. Itu artinya, 5 persen dari total kapasitas 604 tempat tidur ICU yang terisi.
"DKI sudah mempersiapkan tidak hanya sekarang, tahun lalu juga kami memperhitungkan ada potensi kemungkinan gelombang 3 kami antisipasi," kata dia.
Baca juga: Epidemiolog Perkirakan Gelombang Tiga Covid-19 Tak Separah Gelombang Dua
M JULNIS FIRMANSYAH