TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyarankan agar masyarakat yang melakukan kontak dengan suspek Covid-19 melakukan tes swab PCR sebanyak dua kali. Hal ini untuk mencegah tidak terdeteksinya virus Covid-19 varian Omicron pada saat seseorang baru tertular.
"Pada periode dites yang pertama, karena masih terlalu dekat dengan waktu paparan, kemungkinan virusnya belum cukup untuk bisa dideteksi antigen atau PCR," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia saat dihubungi, Senin, 31 Januari 2022.
Sehingga, Dwi menyarankan kepada masyarakat untuk kembali melakukan tes PCR kedua dengan rentang lima hari setelahnya. Sebab pada periode itu, virus Covid-19 baru bisa terdeteksi.
"Pada tes pertama ada kemungkinan kita positif, tapi hasilnya negatif karena belum dalam jumlah yang cukup banyak jumlah virusnya. Dalam periode itu (menuju tes PCR kedua), kita harus lebih waspada," kata Dwi.
Kemarin, kasus Covid-19 di Jakarta bertambah 6.613 kasus dengan 2.526 kasus di antaranya merupakan Omicron. Rinciannya, sebanyak 1.733 kasus atau 56,4 persen merupakan kasus importansi atau pelaku perjalanan luar negeri. Sedangkan kasus Covid-19 varian Omicron dari transmisi lokal saat ini sudah mencapai 1.152 atau 44 persen.
"Sebentar lagi terbalik, kasus lokal akan lebih tinggi,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Dia pun mengingatkan warga Jakarta agar tak menganggap enteng varian baru ini, terutama karena satu pasien di DKI meninggal setelah berjuang melawan Omicron.
Sekalipun varian Omicron tidak berbahaya seperti varian Delta, tapi jangan dianggap enteng karena ada kasus Omicron yang meninggal dunia di Jakarta,” katanya.
Salah satu langkah untuk menekan dampak paparan Omicron yakni melalui vaksinasi "booster" atau penguat. Pemprov DKI mencatat capaian vaksinasi "booster" telah mencapai 526.270 orang yang menjadi sasaran, sejak digulirkan pada 12 Januari 2022.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Kasus Covid-19 Meroket, Dinkes DKI Imbau Warga Kembali Pakai Masker Dobel