Sebelum peristiwa terjadi apakah Anda masih menjalankan praktek kedokteran?
Sebelum peristiwa itu saya bertugas sebagai dokter jaga malam Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah rumah sakit di jalan Raya Legok Kabupaten Tangerang. Pagi sampai siang hari saya juga bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta Selatan. Di sana saya sebagai dokter yang melakukan tes PCR. Di dua rumah sakit saya bekerja termasuk zona merah Covid-19, jadi sebagai tenaga kesehatan lumayan padat kesibukan.
Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga?
Mama dan Papa berada di Medan sebelum peristiwa yang menimpa saya. Mereka baru tahu dari pemberitaan media. Paman saya sengaja merahasiakan hal yang menimpa saya karena pada waktu itu orangtua saya terkena Covid-19. Baru setelah sembuh orangtua menetap di Jakarta. Selama saya bekerja sejak lima tahun lalu ikut nenek di Penjaringan Jakarta Utara. Adik-adik saya sudah bekerja dan tinggal di Jakarta.
Selama di tahanan aktivitas rohani yang dijalani Anda apa saja?
Saya beragama Budha, selain membaca kitab suci, meditasi untuk menenangkan diri dan membaca buka spiritual. Saya membaca buku karya
Ajahn Brahm, Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya. Dari buku itu saya belajar bermeditasi, saya mulai belajar mengikhlaskan.
(Judul asli buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya adalah Opening the Door of Your Heart. Merupakan buku berisi cerita motivasi yang diambil dari pengalaman Ajahn Brahm sebagai Biksu).
Bagaimana menghadapi persidangan virtual ?
Dengan keterbatasan fasilitas, saya menjalani persidangan ya di ruang ini (-ruang kunjungan). Dengan handphone, saya ikuti proses sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Tangerang.
AYU CIPTA