TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menjelaskan kans menang Gibran Rakabuming Raka jika diusung Gerindra untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024. Menurutnya, soal kans harus dilihat dahulu bagaimana elektabilitas Gibran untuk menjadi calon gubernur atau cagub DKI.
Selain itu, yang harus dilihat adalah partai mana saja yang akan berkoalisi, dan siapa yang akan ditunjuk sebagai Pejabat atau Pj Gubernur pengganti Anies Baswedan. Ujang mengatakan bahwa hal itu mempengaruhi kans Gibran untuk menang.
“Lalu juga siapa lawan politiknya, siapa yang menjadi koalisi lawan politik Gibran, ada beberapa faktor,” ujar dia melalui pesan suara pada Selasa, 21 Juni 2022.
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah soal siapa presiden baru pengganti Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Karena, kata dia, pilkada akan digelar November 2024, hanya sebulan saja kurang lebih, Jokowi lengser.
Jadi presiden baru nanti yang menang, apakah didukung Jokowi atau tidak, itu juga mempengaruhi kans menang atau tidaknya putra sulung Presiden Jokowi itu. “Soal kansnya ya bisa menang bisa tumbang, tergantung nanti dinamika politik yang terjadi ke depan,” tutur Ujang.
Gerindra harus korbankan kader internal jika pilih Gibran
Ujang Komarudin menanggapi pertemuan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai tanda Gerindra akan mengusungnya maju ke pilkada DKI. Gibran mendatangi Prabowo di bukit Hambalang, Desa Bojong Koneng, pada Sabtu, 18 Juni 2022
“Ya kelihatannya arah-arahnya akan mengusung Gibran menjadi calon gubernur atau cagub DKI. Gibran kelihatannya ingin mendapatkan dukungan dari Prabowo, khususnya dari Gerindra untuk bisa berlaga dikontestasi Pilkada 2024,” kata dia.
Namun, Gerindra juga tentu masih memiliki kader internal yaitu Ahmad Riza Patria yang saat ini menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dengan adanya putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, peta politik Gerindra juga bisa saja berubah atau tidak mendukung kadernya untuk maju ke Pilkada 2024.
Misalnya, Ujang melanjutkan, jika Prabowo atau Gerindra mendukung Gibran, artinya Riza tergeser atau bisa juga menjadi calon wakil gubernur atau cawagub atau bahkan tidak sama sekali. Namun, jika Riza menjadi cawagub, itu terlihat keterlaluan, karena Gibran yang saat ini menjabat wali kota.
“Mentang-mentang anaknya presiden jadi cagub sedangkan Riza yang kader senior sudah pernah jadi anggota DPR sekarang Wagub DKI dijadikan cawagub. Ya kadang-kadang lucu politik itu,” tutur Ujang.
Namun, kata Ujang, begitulah fakta politik yang ada di Indonesia. Dan kelihatannya, mungkin-mungkin saja bahwa Gibran menjadi cagub di DKI Jakarta itu dan akan terlaksana seandainya Prabowo mendukung Gibran. Artinya, dia berujar, di internal Gerindra sendiri harus ada yang dikorbankan.
“Kalau Gibran didukung oleh PDIP dan Gerindra ya mau tidak mau, suka tidak suka, kader internal Gerindra yang ingin menjadi cagub harus turun menjadi cawagub,” katanya.
Jika kondisi itu terjadi, itu menjadi kenyataan yang harus diterima bagi seluruh kader Gerindra. Namun, kelihatannya hal itu akan terjadi dan terealisasikan, karena bagaimanapun Gibran adalah anak presiden dan Prabowo merupakan Menteri Pertahanan, anak buah Jokowi saat ini.
“Apalagi Prabowo sudah masuk koalisi pemerintahan Jokowi, begitulah dinamika politik yang ada saat ini dan ke depan,” ujar Ujang.
Baca juga: Dukung Gibran Maju Pilkada DKI, Pakar Politik: Prabowo Korbankan Kader Internal Gerindra