TEMPO.CO, Jakarta - Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan dari Divisi Profesi dan Pengamanan terkait dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Namun, dia enggan membeberkan lengkap bagaimana dugaan pelecehan seksualnya.
“Kami agak sensitif membicarakan ini, itu masuk dalam materi penyelidikan,” ujar dia dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan, pada Selasa, 12 Juli 2022.
Yang jelas, Budhi melanjutkan, pihaknya menerima laporan terkait dengan pasal yang dipersangkakan adalah Pasal 289 dan Pasal 281 juncto 335 KUHP. Polisi, kata dia, tentu akan membuktikan dan memprosesnya, karena semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk penegakan hukum.
“Saat ini, tidak ada alat bukti yang mendukung, jadi kami tidak mau berasumsi. Sekarang hanya berdasarkan fakta yang kami temukan di TKP,” tutur dia.
Menurut informasi, dugaan pelecehan seksual-lah yang menjadi penyebab baku tembak antara Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dan Bharada RE, atau Bharada E berdasarkan penjelasan Mabes Polri seblumnya. Dugaan pelecehan seksual itu dilakukan oleh Brigadir J, yang membuat istri Irjen Ferdy Sambo berteriak.
Budhi menjelaskan bahwa itu terjadi di kamar pribadi istri Kadiv Propam. Adanya teriakan itu membuat Brigadir J panik, dan membuat Bharada E dan saksi K yang berada di lantai dua berbegas mencari sumber teriakan itu. "Jadi ibu teriak minta tolong kepada saudara Bharada RE dan saudara K,” kata Budhi.
Pada saat itu juga, Brigadir J mendengar suara langkah Bharada RE dengan saksi K yang turun dari tangga. Baru setengah menuruni anak tangga Bharada E melihat Brigadir J keluar dari kamar istri Kadiv Propam dan menanyakan ada kejadian apa.
Namun, pertanyaan Bharda RE justru dijawab dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J. Tembakan itu tidak mengenai Bharada RE, hanya mengenai tembok, karena Bharada RE berlindung di balik tangga.
"Kemudian karena Bharada RE juga dibekali senjata, dia mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi baku tembak,” ujar Budhi.
Jika melihat kondisi TKP, Budhi berujar, pihaknya menemukan adanya bekas tembakan di tembok yang ada di tangga itu sebanyak tujuh titik tembakan. Selain itu berdasarkan olah outopsi sementara polisi mendapatkan ada tujuh luka tembak, terdiri enam luka tembak keluar, dan satu proyektil bersarang di dada.
Dari hasil proses olah TKP, polisi juga menemukan beberapa barang bukti, mulai dari senjata, maupun selongsong serta proyektil peluru di rumah Irjen Ferdy Sambo. "Kami melihat bahwa di tempat tersebut diduga terjadi peristiwa pidana, sehingga kemudian melakukan proses olah TKP secara teliti, di mana kami melihat bahwa proses ini dari saksi yang pertama kali melihat peristiwa tersebut," tutur Budhi.