TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Jakarta Utara tercatat paling banyak memiliki warga yang mengalami kemiskinan ekstrem pada Maret 2022. Kepala Bagian Umum Badan Pusat Statistik atau BPS DKI Jakarta Suryana mengatakan di daerah itu ada sekitar 35.770 orang dengan persentase sebesar 1,94 persen.
Angka itu meningkat dari Maret 2021 sebanyak sekitar 7.280 orang dengan persentase 0,4 persen.
"Paling tingginya di Jakarta Utara," ujar Suryana di Balai Kota, Senin, 30 Januari 2023.
Untuk total kemiskinan ekstrem di Jakarta sebanyak 95.668 orang atau 0,89 persen pada Maret 2022. Angka itu naik dari persentase sebesar 0,6 persen pada Maret 2021.
Dari data yang dimiliki Suryana, kemiskinan ekstrem di Jakarta Barat pada Maret 2022 sekitar 11.120 orang atau 0,42 persen. Sebelumnya sekitar 16.120 orang dengan persentase 0,61 persen pada Maret 2021.
Jakarta Pusat sekitar 4.590 orang atau 0,5 persen. Sebelumnya sekitar 5.240 orang atau 0,57 persen.
Kemudian di Jakarta Timur sekitar 18.060 orang atau 0,61 persen. Sebelumnya sekitar 10.160 orang atau 0,35 persen.
Jakarta Selatan memiliki sekitar 25.740 orang atau 1,12 persen. Sebelumnya, 24.080 orang atau 1,05 persen.
Kepulauan Seribu memiliki sekitar 390 orang atau sekitar 1,49 persen. Sebelumnya, 930 orang atau sekitar 3,61 persen.
Suryana menjelaskan, angka itu dihitung dari kemampuan per orang untuk memenuhi kebutuhan dasar. Walau begitu garis kemiskinan menurun, alasannya karena daya beli masyarakat masih lebih tinggi.
Angka garis kemiskinan di Jakarta tercatat turun dari 4,72 persen pada Maret 2021 menjadi 4,69 persen pada Maret 2022.
"Walaupun garis kemiskinan naik, tapi karena daya beli masyarakatnya itu juga melampaui dari kenaikan garis kemiskinan, maka posisi kemiskinan Maret 2022 di DKI Jakarta mengalami penurunan," ujar Suryana.
Baca juga: Penduduk Miskin Jakarta Turun 4,61 Persen, Disebabkan 2 Indikator Ini