TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo
mengatakan LRT Fase 1B akan menyelesaikan masalah kemacetan Ibu Kota untuk jangka menengah. Menurut dia, operasional kereta rute Velodrome-Manggarai itu rencananya dites fungsinya alias test commissioning pada Triwulan III 2024.
"Memang target kami di Triwulan III tahun depan itu akan ada commissioning terhadap operasional LRT Jakarta dari Velodrome ke Manggarai," kata dia saat ditemui di halaman Pendopo Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Maret 2023.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyebut pembangunan transportasi publik di Jakarta terlambat 30 tahun. Alhasil, Jakarta macet sepanjang hari, dari pagi, siang, hingga malam.
Syafrin menilai kehadiran LRT nantinya akan menjadi pengumpan atau feeder terhadap layanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek di Stasiun Manggarai. "Artinya, masyarakat akan beralih, berpindah ke LRT saat mereka akan melakukan perjalanan lanjutan," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk naik angkutan umum eksisting, seperti KRL, bus Transjakarta, dan kereta LRT Jakarta. "KRL sekarang disiapkan secara baik, terus-menerus," ucapnya.
Bagaimana dengan kepadatan di Stasiun Manggarai?
Merespons soal Stasiun Manggarai yang akan semakin padat dengan adanya LRT Velodrome-Manggarai, Syafrin menjelaskan, pihaknya juga akan membangun pedestrian. Akses bagi pejalan kaki ini berfungsi untuk menyambungkan perjalanan penumpang dari stasiun LRT menuju Stasiun Manggarai atau sebaliknya.
"Nanti akan ada transport. Jadi, akan ada pedestarian dari stasiun LRT ke Stasiun Manggarai," kata dia.
Saat ini, tambah dia, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan pengembangan di Stasiun Manggarai sembari menunggu operasional LRT Jakarta.
"Sehingga tidak terjadi lagi penumpukan," ujar anak buah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono itu.
Syafrin juga menyinggung soal operasional bus Transjakarta yang kini belum optimal. Sebab, dari hasil evaluasi Dishub DKI, saat ini penumpang bus Transjakarta hanya di kisaran 800 ribu orang per hari.
Jumlah tersebut lebih rendah dari capaian penumpang yang sempat menyentuh 1,06 juta orang pada awal 2020. Dia lantas berharap warga memanfaatkan layanan transportasi publik, seperti Transjakarta, karena sudah ada penambahan kapasitas tempat duduk.
"Kapasitas tempat duduk yang tersedia juga cukup tinggi atau cukup besar dan tentu dengan pola-pola operasi yang terus kami sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam melakukan perjalanan," terang Syafrin.
Pilihan Editor: Jokowi Sentil Jakarta Siang Malam Macet, Anak Buah Heru Budi: Kami Menyusun Strategi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.