Irwan tidak menaruh kecurigaan kepada para pelaku yang diduga terlibat kasus pembunuhan terhadap NSB ini. Sebab, mobil korban memang kerap keluar-masuk hotel untuk mengantar sang majikan check up kesehatan di rumah sakit.
“Saya pikir kebiasaannya kalau bawa mobil begitu habis check up bawa ibu (korban). Ternyata kabur. Saya sempat tanya mau ke mana lu bang ‘mau jalan-jalan dulu’,” tuturnya.
Sepengetahuan Irwan, NSB hanya tinggal bersama dua pembantunya di Hotel OYO Assirot Residence. Dua orang yang adalah laki-laki dan perempuan ini baru bekerja sekitar 3-4 bulan, dianggap tertutup, dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
Menurut Irwan, NSB adalah orang Arab. Kondisi wanita lanjut usia atau lansia itu memang menderita patah kaki, sehingga jarang keluar rumah. Pergerakannya pun harus dibantu dengan kursi roda.
Irwan kaget mendengar kabar tewasnya NSB lantaran tidak ada yang mencurigakan. Dia menduga korban dibunuh malam hari karena saat pembagian zakat, dirinya masih membantu NSB hingga pukul 21.00 WIB.
Menurut dia, kondisi hotel saat ini kosong dan hanya dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Walau begitu, NSB sempat memintanya menjadi petugas keamanan hotel setelah Lebaran 2023.
Sebab, korban berencana memfungsikan kembali rumah tersebut dari Hotel OYO menjadi Hotel RedDoorz. Irwan menyebut perizinan operasional hotel sedang diproses.
“Kemudian ganti nama Assirot Residence. Tadinya dia ngomong sama saya gini ‘Bang Irwan, nanti habis Lebaran jadi security saya ya. Nanti habis Lebaran saya hubungi,’ tapi enggak tahu sekarang,” ucapnya.
Pilihan Editor: Pemilik Hotel OYO di Jakarta Barat Diduga Dibunuh, Mobil BMW dan Fortunernya Hilang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.