TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Buruh Saiq Iqbal menuturkan pihaknya lanjut bergerak ke Istora Senayan setelah berkumpul di Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Langkah itu diambil karena massa buruh tidak boleh berunjuk rasa hingga mendekati Istana Negara.
"Kami juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian tidak diizinkan untuk menuju Istana dan gedung Mahkamah Konstitusi," ujar Said Iqbal di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Senin, 1 Mei 2023.
Dari pantauan Tempo sejak pukul 12.30 WIB, massa bergerak menuju Istora Senayan. Mereka berbondong-bondong menggunakan bus dan kendaraan pribadi masing-masing.
Konsentrasi massa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha terpecah seiring mengikuti arahan koordinator lapangan. Mereka berangkat ada juga yang berjalan kaki hinga ke komplek olah raga Gelora Bung Karno.
Partai Buruh mengadakan May Day Fiesta di Istora Senayan. Acara yang digelar berupa orasi pimpinan organisasi serikat pekerja, serikat petani, organisasi perempuan, mahasiswa, buruh migran, pekerja rumah tangga, miskin kota, dan sebagainya.
Kemudian teater Marsinah dan pentas musik. Deklarasi koalisi orang kecil, serta orasi politik Presiden Partai Buruh. "Orasi-orasi pimpinan-pimpinan buruh, orasi kebangsaan Presiden Partai Buruh. Tentang Capres yang akan hadir, kami belum mendapatkan informasi yang jelas," kata Said Iqbal.
Partai Buruh, kata Iqbal, menolak berkoalisi dengan partai politik yang mengesahkan Omnibus Law. Dukungan terhadap Capres 2024 hanya pada sosok pribadi orangnya saja, bukan sekaligus pada partai politik.
Baca juga: Kapolda Metro Larang Anak Buahnya Bawa Senjata Api Saat Pengamanan May Day
6 poin tuntutan Partai Buruh
Pada hari ini, isu yang disuarakan ada enam poin. Pertama, mencabut Omnibus Law, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.
Kedua, cabut Parliamentary Threshold empat persen dari suara sah nasional dan cabut Presidential Threshold sebesar 20 persen dari suara sah nasional.
Ketiga, sahkan Rancangan-Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan Hostum (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah).
Keempat, reforma agraria dan kedaulatan pangan anti-impor. Kelima, tolak Rancangan Undang-Undang Kesehatan.
"Dan yang keenam adalah pilih calon presiden 2024 yang pro kepada buruh, yang menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja dan yang peduli pada persoalan kelas pekerja," ucap Said Iqbal.
Pilihan Editor: Kapolda Metro Minta Anak Buahnya Antisipasi Penyusup ke Massa Buruh Saat Aksi May Day
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.