TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Hubungan Masyarakat Perumda Pasar Jaya Agus Lamun mengatakan tidak ada indikasi Blok G Pasar Tanah Abang jadi tempat pemakai narkoba pada malam hari. Pihaknya juga sudah cek langsung ketika ada pemberitaan yang menyebut juga pasar itu diduga sebagai sarang preman.
“Setelah tim pengelola melakukan pengecekan itu sebenarnya indikasi itu nggak ada,” kata Agus saat dihubungi, Sabtu, 7 Juli 2023.
Menurutnya, pihak keamanan pasar berjaga selama 24 jam penuh. Lantai 2 dan 3 yang diduga disalahgunakan untuk tindak pidana juga dipastikan tetap terkunci, terutama saat malam.
Selanjutnya, Pasar Jaya telah berkoordinasi dengan aparat keamanan guna cek langsung lokasi. Agus menyebut informasi yang beredar soal penyalahgunaan tempat di pasar itu juga belum 100 persen kebenarannya.
“Kadang-kadang cuma praduga. Cuma praduga ini ya kita khawatirkan,” ujar Agus Lamun.
Personel kepolisian pada dua hari lalu langsung datang ke lokasi untuk menyelidiki kebenaran informasi yang beredar. Seorang petugas kebersihan bernama Pasana mengatakan, pada Jumat kemarin dilakukan lagi penyisiran di lantai 2 dan 3.
Lalu ditemukan barang bukti yang diduga sebagai bong atau alat isap sabu. Tetapi, Pasana masih belum yakin itu alat hisap yang pernah digunakan.
"Setelah pulang semua orang, naik lagi polisi sekitar 45 orang sama security, ketemu. Padahal udah disisir ini semua," tutur laki-laki berusia 48 tahun itu saat ditemui di lantai 3.
Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Polisi Rango Siregar mengatakan penyelidikan soal dugaan penyalahgunaan narkoba di Blok G Pasar Tanah Abang ditangani oleh Polsek Metro Tanah Abang. Dia juga membenarkan bahwa telah ditemukan satu barang bukti yang diduga alat isap sabu serta bekas plastik klip.
“Iya, udah dijawab juga sama polsek,” katanya singkat saat dihubungi hari ini.
Berdasarkan pantauan Tempo, kondisi di dalam pasar terlihat tidak terawat dan pencahayaannya cenderung remang-remang di beberapa titik. Kondisi itu juga dipengaruhi oleh banyak kios yang tutup karena sepi pembeli.
Akses menuju lantai 2 dan 3 juga sangat terbatas. Eskalator tampak dikunci, lalu naik ke atas melewati tangga darurat. Hanya ada satu akses pintu darurat yang dibuka untuk naik ke lantai selanjutnya.
Di lantai 1, sangat sedikit pedagang yang masih bertahan, mereka terdiri dari pedagang pakaian, bahan kebutuhan pokok, serta penjual kemasan plastik. Sedangkan di lantai 2 dan 3 sudah tidak ada yang berjualan sama sekali.
Lingkungannya pun sangat kotor dan berdebu, banyak barang bekas dan sampah yang tergeletak begitu saja. Namun tidak ditemukan botol plastik serta sedotan yang diduga untuk isap sabu.
Pilihan Editor: Blok G Pasar Tanah Abang Diduga Jadi Sarang Preman dan Narkoba