TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi sekaligus pengamat kualitas udara, Dollaris Suhadi, mengatakan isu polusi udara Jakarta sebenarnya ada sejak puluhan tahun lalu. Dia mengaku sudah putus asa dengan masalah pencemaran udara di Ibu Kota karena tak ada upaya signifikan dari pemerintah untuk memperbaikinya.
"Semacam kayak udah sedikit putus asa sih. Sebenarnya ini menjadi semacam kayak alarm-nya udah bukan merah lagi, sudah menyala-nyala ibaratnya, karena isu ini sudah puluhan tahun," ujar Dollaris di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat pada Senin, 28 Agustus 2023.
Dinas Lingkungan Hidup DKI menggelar acara Diskusi Publik Quick Response Penanganan Kualitas Udara di Jakarta di Hotel Shangri-La hari ini. Dollaris menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.
Dia mengaku bersyukur dengan pencemaran udara yang terjadi di Jakarta belakangan ini. Sebab, isu ini akhirnya mendapat atensi dari pemerintah dan masyarakat.
Menurut Dollaris, Pemprov DKI memang telah membuat sejumlah kebijakan untuk mengatasi polusi udara. Akan tetapi, dia menilai, ada masalah dalam eksekusi kebijakan tersebut.
Dari data yang ada, kendaraan bermotor menjadi penyebab utama polusi udara Jakarta. Karena itulah, Dollaris menyarankan agar Pemprov DKI mengurangi penggunaan kendaraan roda dua dan memaksimalkan penyediaan transportasi umum untuk mereduksi 30 persen polutan. Dia mencontohkan kota yang telah berhasil mengurangi polusi udara dengan cara ini adalah Beijing, Cina.
Kemudian Dollaris lebih menyarankan pembatasan kendaraan ketimbang uji emisi. Sebab, uji emisi dinilai tidak mampu menekan volume kendaraan yang melintasi Jakarta. Jika jumlah kendaraan terus bertambah banyak, maka Ibu Kota akan semakin macet.
Dalam diskusi tersebut, Dollaris mengusulkan agar Dinas Perhubungan DKI bersama dengan kepolisian mencegah 900 ribu kendaraan masuk Jakarta hingga November 2023. Dia kemudian menyinggung menurunnya volume kendaraan saat pandemi Covid-19.
"Kalau ini tidak dilakukan, ya silakan menikmati ini (polusi) sampai hujan turun," ucap dia.
Berbarengan dengan solusi jangka pendek ala Dollaris ini, pemerintah juga perlu membenahi transportasi publik yang dianggap masih banyak kekurangan. Dia mencontohkan pengalamannya yang harus menunggu lama untuk berpindah lokasi saat menggunakan transportasi umum. Dollaris juga menyarankan agar warga tak naik kendaraan pribadi dan jalan kaki ke tempat tujuan yang lokasinya dekat demi mengurangi polusi udara Jakarta.
NUR KHASANAH APRILIANI
Pilihan Editor: Anggota Paspampres Culik dan Aniaya Imam Masykur, Ketua RT Ungkap Dugaan Penjualan Obat Ilegal