TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Pimpinan Ombudsman Robert Na Endi Jawen menyayangkan sikap Kementerian Kesehatan yang tidak merespon permintaan audiensi keluarga bayi tertukar di Rumah Sakit Sentosa, Bogor.
“Hingga hari ini tidak merespons permintaan dari korban maupun pendamping. Ini memang miris di mana pemerintah yang bertanggung jawab justru secara tertulis menyampaikan surat penolakan dan ini sudah menjadi objek laporan,” kata Robert di Ombudsman RI setelah Siti Mauliah ibu bayi yang tertukar di Bogor, Kamis, 7 September 2023.
Pihaknya akan melakukan 2 penyelesaian setelah pihak keluarga bayi tertukar membuat laporan ke Ombudsman hari ini.
Penyelesaian tersebut yakni secara kasustik dan sistemik atau penyelesaian pada kasus bayi yang tertukar kemudian menyelesaikan sistem pelayanan yang buruk dalam dunia kesehatan.
“Terutama di Rumah Sakit Sentosa kemudian soal protokol pengawasan dari kementerian kesehatan maupun dinas kesehatan,” ucapnya.
Seharusnya,sejak awal kasus ini mencuat ke publik, Kementerian Kesehatan langsung menengahi atau memberikan penjelasan.
“Sebenarnya di hari-hari pertama kasus ini muncul orang bisa menjelaskan atau paling tidak memberikan rasa tenang bagi korban agar tahu negara hadir,” ucapnya.
Dia menyayangkan surat penolakan itu menurutnya sebagai respons yang tidak tepat dan mempertanyakan kehadiran pemerintah dalam kasus semacam ini.
“Yang sangat miris, hingga hari ini justru respons seperti di media massa tidak terlalu kelihatan. Ombudsman menyelesaikan kasus kemudian membenahi sistem agar minimal tidak terulang di masa mendatang,” tuturnya.
Kasus bayi tertukar yang dialami Siti Mauliah dan Dian Prihatini, kata Robert harus menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan menjadi isu nasional. Robert curiga kasus bayi yang tertukar tidak hanya menimpa Siti dan Dian namun ada warga lain tapi enggan melapor karena pembuktian melalui tes DNA memakan biaya yang cukup tinggi.
Pilihan Editor: Ibu Bayi Tertukar di Bogor Datangi Ombudsman RI Laporkan Kementerian Kesehatan