TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta gelar operasi pemeriksaan dan pemantauan instalasi listrik di 10 kelurahan rawan kebakaran.
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Data Pusdatin BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang mengatakan, sejak awal 2023 hingga September sudah terjadi lebih dari 500 kejadian kebakaran. Sekitar 90 persen kebakaran yang masuk data BPBD DKI itu disebabkan korsleting listrik.
"BPBD DKI melakukan sejumlah mitigasi untuk meminimalkan kejadian kebakaran," kata Michael di Jakarta pada Senin, 2 Oktober 2023, seperti dikutip dari Antara.
Untuk mencegah kebakaran karena korsleting itu, BPBD DKI akan memeriksa dan memantau instalasi listrik perumahan di 10 kelurahan yang paling sering mengalami kebakaran.
10 kelurahan yang paling tinggi angka kebakarannnya itu adalah Kelurahan Cengkareng Timur, Kapuk, Sunter Agung, Kalideres, Penjaringan, Pulo Gebang, Pejagalan, Tegal Alur, Pondok Bambu, dan Kelurahan Cilincing.
"Kami melakukan giat operasi pemeriksaan dan pemantauan instalasi listrik di kelurahan yang sering terjadi kebakaran. Pada tahap awal, dilakukan di Kelurahan Cengkareng Timur," ujarnya.
Kegiatan memantau instalasi listrik ini tidak hanya dikerjakan oleh BPBD DKI Jakarta. Sejumlah dinas DKI juga terlibat, yaitu Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI dan Satpol PP. Wali Kota Jakarta Barat serta PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya juga turut membantu pelaksanaan kegiatan tersebut.
Untuk membantu masyarakat, BPBD DKI telah menyiagakan nomor layanan kedaruratan Jakarta Siaga 112 selama 24 jam non-stop untuk menerima informasi kebakaran dari masyarakat.
BPBD DKI menyiapkan 267 petugas penanggulangan bencana yang akan berkoordinasi dengan lurah dan aparat kewilayahan mengantisipasi potensi bencana yang ada di wilayah.
Pada pemantauan di rumah warga, BPBD DKI menemukan banyak penggunaan kabel serabut dalam berbagai kasus kebakaran di Jakarta. Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Aji mengungkap temuan itu berdasarkan hasil kunjungan ke berbagai bangunan yang terbakar.
"Setiap terjadi kebakaran, saya dan tim biasanya meninjau lokasi, dan kami menemukan banyak sekali kabel serabut yang mungkin dipakai sejak tahun 1980 tetapi belum pernah diganti," kata Isnawa.
Frekuensi kebakaran di Jakarta dalam sehari bisa terjadi 2-4 kali, mulai dari skala kecil seperti kebakaran bengkel hingga skala besar yakni pabrik. BPBD DKI juga memperoleh data, kebakaran tidak hanya terjadi pada musim kemarau saja, tetapi juga di musim hujan.
Pilihan Editor: Rumah Kebakaran saat Orang Tua Tak Ada, Anak Difabel di Bekasi Tewas