Pesan dari David
Hengki mengatakan ada pesan yang dipastikan ditulis oleh David pada sebuah ponsel. Berikut isi pesan pada 23 Februari 2017 tersebut: “Saya sudah capek dengan kehidupan. Saya capek dengan semua kebohongan. Saya capek dengan mama saya yang delusional dan tidak pernah sadar-sadar. Saya sudah depresi selama dua tahun. Saya mau bunuh diri.”
Selanjutnya ada pesan pada 27 Juli 2023 yang berjudul To You Whomever dalam Bahasa Inggris berisi, “Jika ada yang membaca ini, maka itu berarti saya sudah mati bersama ibu saya. Tergantung apakah dia akan meneruskannya atau tidak.”
Hengki mengatakan ada penjelasan di paragraf berikutnya yang tertulis, “Sejujurnya saya terkejut, saya tidak bunuh diri dari awal.”
Indikasi lainnya adalah ada dua kertas berisi catatan yang ditulis David. Berdasarkan foto yang Tempo terima, salah satu kertas tertulis bertanggal 16 November 2005 dan yang satunya lagi tidak ditulis tanggal.
Kalimat dalam dua kertas catatan itu ditulis dengan huruf kapital. Isinya perihal peringatan dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Penemuan jasad ibu dan anak tinggal kerangka
Hengki mengatakan bahwa rumah tempat penemuan mayat Grace dan David terkunci dari dalam. Tidak ada kunci cadangan yang ditemukan, pintu dan jendela yang juga ditutup rapat dengan plastik serta diberi perekat.
Saat ditemukan, keduanya berada di dalam kamar mandi rumah mereka. Keduanya tergeletak di kamar mandi dengan sandaran bantal di dinding. “Ini dikunci dari dalam, terganjal oleh jenazah, semua ditutup, dan tidak ada DNA lain kecuali DNA atas nama ibu dan anaknya itu,” jelas Hengki.
Di dalam kamar mandi tempat penemuan jasad ibu dan anak tinggal kerangka itu juga terdapat beberapa batang dupa yang sudah setengah terbakar, arang, serta senter. Dupa terlihat diletakkan di dalam sebuah gayung putih.
Grace dan David sudah mengurung diri dan tidak berinteraksi dengan lingkungan sekitar menjelang kematiannya.
Pilihan Editor: 6 Cerita Baru Soal Pertemuan Firli Bahuri dan Syahrul Yasin Limpo di GOR Tangki Jakbar