TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi sorotan saat Aksi Bela Palestina di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Ahad, 5 November 2023.
Atas prestasinya yang dianggap mewakili sikap rakyat Indonesia dalam mendukung Palestina, Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina memberikan penghargaan berupa miniatur mimbar Masjid Al-Aqsa untuk Retno.
"Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah Indonesia, khususnya Ibu Menteri Luar Negeri, ada tanda penghargaan," kata mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Ahad, 5 November 2023.
Ketua Koordinator Lapangan Aksi Bela Palestina, Bachtiar Nasir, turut menjelaskan bahwa miniatur itu dibuat oleh pengrajin asal Indonesia. "Ini adalah replika mimbar Masjidil Aqsa. Salah satu pembuatnya adalah anak Indonesia. Hari ini kami serahkan kepada Ibu Menteri," kata Bachtiar.
Dalam acara itu, pembawa acara menyebut pemberian penghargaan ini merupakan respons atas sikap tegas dan berani Retno yang viral di media sosial.
Dalam rekaman video itu, Retno mendukung Palestina dan mengecam tindakan Zionisme Israel dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, 26 Oktober 2023.
Panitia turut memutar potongan video Retno yang menjadi perhatian publik tersebut. "I'm standing here not only as the Foreign Minister of Indonesia, but also as a women, a mother, and a grandmother. I plead stop the killing, protect the civilians," kata Retno dalam rekaman video itu.
Berdasarkan pantauan TEMPO, peserta bergemuruh saat pembawa acara setiap kali menyebut nama Retno dan kamera yang terhubung ke layar menyorotnya. Menteri luar negeri itu turut dijuluki sebagai Srikandi Indonesia karena keberaniannya menyuarakan sikap di forum internasional.
Capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, yang turut hadir di Aksi Bela Palestina memuji peran aktif Retno Marsudi. Menurut dia, selain pemerintah, dukungan itu juga harus secara masif melihat rakyat.
"Saya salut dengan apa yang dikerjakan oleh kementerian luar negeri dan statement-statement Ibu Menlu mewakili kami. Sekarang kami membutuhkan rakyat indonesia untuk ikut terlibat," ucapnya.
Pilihan Editor: Problem Transportasi Publik Jabodetabek, Ini Suara Perempuan dan Difabel