Menurut Kia, pekerjaannya kini bersama SAI Hijau jauh lebih ringan dengan upah yang dinilainya juga lebih baik. Kia mengaku diupah sekitar Rp 120.000 per hari. Sebelumnya, dia dibayar kadang harian, kadang borongan.
“(Sebelumnya) Giling (cacah), baru ini yang begini, manual. Begitu, kantong-kantong item kita plorotin semua," katanya menerangkan pekerjaannya.
Senada, Armah–seorang pekerja lain–mengaku senang dipekerjakan oleh SAI Hijau. Apalagi upah yang diperoleh juga dinilainya cukup untuk menghidupi keluarga. "Lumayan ada uang makan yang dibayar per minggu, uang lembur dan gaji bulanan. Sebelumnya kan hanya sistem borongan," tutur Armah.
Ia berharap pengelolaan sampah ini bisa terus berdampak baik baginya maupun puluhan pekerja lain. "Harapannya masih tetap bisa dipekerjakan, karena sekarang kan sudah enggak mungkin bertani,” kata Armah.
Sortir, Packing dan Kirim Material Sampah
Botol-botol plastik yang sudah dipilah, dirapikan ulang, ditimbang sesuai paket ukuran tertentu, dan dikemas itu kemudian dikumpulkan di spot khusus. Ini bukan tahapan akhir. Paket-paket botol plastik tersebut masih akan diantarkan dan diolah di perusahaan daur ulang.
Dari tempat pengelolaan di bagian utara Bandara Soekarno-Hatta tersebut, puluhan ton sampah mesti melalui beberapa tahapan, hingga kemudian dapat dijual kembali. Meskipun menempati lapak seadanya, Arul bersama puluhan pegawai menangani material sampah sampai menjadi produk bernilai jual secara sungguh-sungguh.
Tahap pertama merupakan penyortiran. Pada tahap ini, beberapa pegawai dari berbagai usia yang menyortir sampah sebelum masuk ke mesin pemilah. Dengan perlengkapan keamanan kesehatan di tubuh, tangan-tangan terampil mereka menyortir sampah.
Pada tahap selanjutnya, beberapa pekerja lain mengupas label-label pada berbagai macam sampah botol plastik. Sejumlah mesin juga digunakan untuk membantu pencopotan label secara otomatis.
Setelah terpisah, sampah botol plastik kemudian dibuat satu paket dan dikemas dengan bobot yang telah ditentukan. Sementara sampah bekas label plastik dan beberapa jenis lainnya seperti kertas, tisu, tutup botol dan kardus akan melalui tahap pengepresan untuk RDF.
Setelah dikemas, sampah botol yang sudah ditimbang akan masuk ke mobil truk besar untuk bisa dikirim ke pabrik untuk proses pencacahan. Sampah lain yang dipres juga akan dikirim ke perusahaan semen untuk dijadikan RDF.
Perusahaan Ekspor PET hingga 500 Ton per Bulan
Setelah dikemas rapi, material sampah yang sudah dipilah dari Bandara Soekarno-Hatta itu dikirim ke PT Aneka Plastindo Industri (API). Perusahaan di wilayah Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, ini mengolah bahan yang didapat dari SAI Hijau.
Di tempat yang baru berdiri dua tahun belakangan tersebut, sampah dicacah hingga menjadi jenis polimer Polyethylene Terephthalate (PET) dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Baca halaman berikutnya: ekspor sampah ke lima negara dan meningkat