Di kolom komentar, ada seorang warganet yang membagikan tangkapan layar dari salah satu akun tidak dikenal yang mengaku sebagai salah satu anak Binus School. Dia menyebutkan nama-nama pelaku yang sudah dikeluarkan dari sekolah.
“Halo guys aku mau info, aku salah satu anak dari Binus School Serpong, korban adalah salah satu teman saya, anak vincent (LGL) dikeluarkan dari sekolah, KN (yang bakar korban dengan korek api) juga dikeluarkan, EL (nyekek leher korban) juga dikeluarkan, untuk teman-teman yang lain masih belum ada info. TOLONG DI BOOST YA GUYS,” bunyi dari tangkapan layar itu.
Kronologi Kekerasan di Binus School
Seorang warganet di media sosial X juga membagikan tangkapan layar yang berisi penjelasan ibu korban perundungan atas apa yang menimpa anaknya. Dia membenarkan telah terjadi kekerasan terhadap anaknya yang dilakukan oleh murid-murid kelas 3 SMA Binus International School Serpong. Murid-murid itu tergabung dalam sebuah geng sekolah yang dinilai memiliki peran masing-masing dalam kejahatannya.
“Sejak tanggal 2 Februari anak saya dihajar, dipiting, dicekik, diikat ditiang, ditendangin, diludahi bergantian, disundutin pake rokok badannya, dipukul pake kayu dari belakang, dihajar bagian perutnya, dan ditonton banyak orang, masih banyak lagi yang gak bisa saya sebutkan,” kata ibu korban dalam keterangan unggahan Instagramnya @mamaalena.
Perundungan berlanjut hingga sebelum Pemilu 2024 digelar. Dia mengatakan anaknya kembali dihajar dan tangannya dibakar menggunakan korek api yang dipanaskan. Dia mengaku mengetahui hal itu karena kejadian tersebut divideokan dan dia telah melihat dan menerima video tersebut.
Dia juga mengungkapkan alasan anaknya tidak bisa melawan perlakuan dari senior di sekolahnya tersebut. Hal ini karena korban diancam oleh pelaku apabila melapor atau melawan maka adik korban yang masih duduk di kelas 6 SD akan dianiaya, dilecehkan, hingga diancam dihabisi nyawanya.
“Saya sempat berpikir apakah anak saya ada salah duluan pernah mukul orang atau berantem kenapa? Tapi ternyata itu Cuma ditatar kakak kelasnya yang katanya biar mentalnya kuat, situ sehat tong natar anak gw, sini lu pada gantian gw yang tatar sekarang, gimana perasaan orangtua lu, waras kah?” tulisnya.
Seorang warganet mengungkapkan bahwa di Binus School terdapat sebuah subkultur atau geng remaja yang dikenal dengan nama Geng Tai (GT). Mereka biasanya berkumpul di toko kecil di belakang sekolah yang disebut Warung Ibu Gaul (WIG) untuk melakukan berbagai kegiatan menyimpang, seperti merokok di bawah umur, kekerasan, dan vaping.
Dalam subkultur ini, senior/kelas 12 disebut Agit. Mereka adalah orang yang memegang kendali atas semua hal yang ada di dalam geng. Kelompok ini diketahui sudah berlangsung selama sembilan generasi.
Agit tersebut akan merekrut anggota baru untuk bergabung dalam geng. Disebutkan, anak laki-laki di Binus yang bergabung dengan geng akan memiliki status hierarki yang lebih tinggi dari teman-temannya. Oleh karena itu, mereka yang tidak bergabung dengan geng sering kali menjadi sasaran dari orang yang berstatus lebih tinggi.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Kuasa Hukum Pertanyakan Kelanjutan Kasus Isabela Pule, PRT Asal NTT Korban Kekerasan Majikan ke Polres Jakarta Barat