TEMPO.CO, Jakarta - Advokat sekaligus pendiri LQ Indonesia Law Firm, Alvin Lim mengaku kecewa karena banyak informasi soal bisnis dan bandar judi di Indonesia yang telah ia serahkan kepada pihak berwenang tapi tidak ditindaklanjuti. Hal ini membuatnya merasa enggan untuk terus terlibat dalam upaya pemberantasan judi.
Hingga kini, publik masih menantikan tindak lanjut serta penegakan hukum yang lebih tegas terhadap jaringan judi online yang kian merajalela. Terutama jika memang melibatkan nama-nama besar yang diduga dibekingi aparat seperti yang diungkapkan Alvin.
"Kebanyakan udah kasih info, saya jadi musuhin kiri kanan, enggak ada juga yang mau berantas ya ngapain," ucap Alvin Lim kepada Tempo saat ditemui di Jakarta Barat, Rabu, 21 Agustus 2024.
Dia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap janji Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, yang hingga kini belum terealisasi. Alvin mengklaim, Menteri Budi Arie sempat berjanji akan menunjuk Alvin sebagai juru bicara dalam kampanye anti-judi online atau Satgas Judi Online.
"Katanya saya mau dijadiin jubir tapi sampai sekarang belum ada,” kata Alvin.
Menurut Alvin, dia pernah dipanggil oleh Budi Arie beberapa waktu lalu untuk membicarakan peran ini. Namun, hingga berita ini diturunkan, surat keputusan penunjukan itu tak kunjung keluar. Dia pun mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam memberantas bisnis judi online. "Saya sudah dipanggil sama Budi Arie mau dijadiin jubirnya untuk judi online," ujarnya.
Alvin Lim juga mengungkapkan ada keterlibatan aparat di kepolisian yang diduga menerima aliran dana dari jaringan judi online. "Atasannya terima uang," tutur Lim. Pernyataan tersebut seolah menyiratkan bahwa masalah judi online ini tak hanya melibatkan pelaku di lapangan, tapi juga menyentuh level atas.
Pilihan Editor: Dewan Pers Desak Propam Polri Usut Kekerasan Aparat terhadap Jurnalis saat Aksi Tolak RUU Pilkada