"Persiapan awal telah dilakukan setelah kontrak kerjasama ditandatangani," kata Kepala Balai Besar Wilayah Ciliwung Cisadane, Pitoyo Subandrio, saat dihubungi, Senin (4/1).
Pembangunan tanggul Situ Gintung di Kelurahan Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan dibangun setelah Design Engineering Detail (DED) proyek tersebut rampung. Pada 3 Desember, kata Pitoyo, kontrak kerjasama dengan kontraktor ditandatangani. Proyek itu ditargetkan selesai Oktober 2010.
Pembangunan tanggul Situ Gintung membutuhkan biaya Rp 91 miliar. Pemerintah pusat mengalokasikan biaya itu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009 dan 2010. "Harus dianggarkan multi years karena kontrak kerjasama baru ditandatangani akhir 2009," katanya.
Biaya itu termasuk dana pembebasan tanah milik warga untuk lahan pintu tanggul Situ Gintung seluas 26 meter persegi. Rencananya, lahan tersebut dibuat aliran hingga ke Sungai Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Selain itu, pemerintah akan membangun jogging track dan kawasan terbuka hijau. Kawasan situ tersebut nantinya hanya difungsikan sebagai penampung air. Sebelum tanggul jebol, Situ Gintung dimanfaatkan sebagai lokasi wisata dan tempat kegiatan usaha pertanian.
Pemerintah menurunkan ketinggian tanggul sekitar 50 sentimeter dari tinggi limpasan air. Saluran pembuangan air baru dibuat mengarah ke sungai yang ada di bawahnya. Di saluran pembuangan air tersebut rencananya dibangun penghilang energi air. Sehingga ketika dibuang, kekuatan air sudah hilang.
Ketinggian air pun akan dikurangi agar muncul dataran baru di sekeliling tanggul. Dataran baru itu nantinya menjadi jogging track dan kawasan terbuka hijau. Pemerintah berniat mendirikan Situ Center berupa museum, perpusatakaan, dan pusat informasi tentang situ yang ada di seluruh Indonesia.
Pitoyo mengatakan kontraktor proyek tersebut adalah Nindya Karya yang menjalin kerjasama operasi dengan Bumikarsa.
KURNIASIH BUDI