TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyepakati usul pembangunan 265 ribu sumur resapan di Jakarta. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Bencana BPPT Sutopo Purwo Nugroho, sumur resapan itu lebih bermanfaat dan hemat dibanding Kanal Banjir Timur.
"Sumur resapan bisa membagi beban sungai," kata dia ketika dihubungi, Ahad (21/2). Air yang biasa menjadi beban sungai sebagian diserap oleh tanah.
Sebelumnya, Kepala Dinas Dinas Perindustrian dan Sumber Daya Energi DKI Jakarta Maurits Napitupulu mengusulkan pembuatan 265 ribu sumur resapan di daerah hulu untuk menanggulangi banjir di Jakarta.
Dalam hitungan Maurits, biaya pembuatan sumur resapan itu mencapai Rp 2 triliun. Selain itu, air resapannya bisa dimanfaatkan lagi.
Dalam perincian Sutopo, kemampuan sungai di Jakarta sudah tak sesuai rencana. Selain itu, kata dia, 90,33 persen dari wilayah Jakarta seluas 650 kilometer persegi sudah terbangun dan relatif kedap terhadap air sehingga tak bisa menyerap air hujan.
Sebesar 8,11 persen luas Jakarta menjadi kawasan terbuka hijau. Sedang sisanya 1, 56 persen, merupakan saluran air seperti waduk, sungai dan lainnya.
Jika turun hujan, air yang mengalir di permukaan tanah mencapai 81,31 persen. Tiap tahun, curah hujan di Jakarta mencapai 2 miliar kubik. 1.626 juta meter kubik jadi aliran permukaan Jakarta, yang meresap 7,11 persen atau 142,2 juta meter kubik dalam air tanah. "Sisanya, 11,58 persen menguap jadi uap air," kata dia. Dengan kondisi ini, tak pelak jika diguyur hujan lebat sebentar, Jakarta langsung digenangi air.
Sabtu dua pekan lalu, saat banjir melanda beberapa wilayah, Sutopo mencatat curah hujan di Jakarta hari itu mencapai 115 mm. Padahal, pada banjir 1996 curah hujan tertinggi mencapai 231 mm sehari.
Pada banjir 2002 curah hujan mencapai 146 mm per hari. Bsnjir 2007 hujan lebih lebat dengan curah hujan mencapai 340 mm per hari.
Pada banjir Febuari 2008 yang melumpuhkan akses ke Bandara Cengkareng, curah hujan mencapai 263 mm.
Jika sumur resapan dibangun, maka air yang meresap ke tanah akan naik hingga 10 persen hujan yang ada. "Ini lebih bermanfaat, sumber daya air tak dibuang," kata dia.
Menurutnya, jika dengan Kanal Banjir Timur, air dibuang ke laut, tapi pas kemarau kekurangan air. "Ini jelas lebih efektif. Lebih murah dan bermanfaat," kata dia..
NUR ROCHMI