TEMPO.CO, Jakarta: Polisi membekuk empat tersangka yang diduga membobol uang nasabah bank dengan cara mencuri data kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Para pelaku kerap beroperasi di Pulau Bali. Sasaran mereka adalah konsumen yang bertransaksi menggunakan ATM dan kartu kredit di sebuah kafe di Jimbaran. Dua tersangka, ZA dan AA, bekerja sebagai kasir di kafe itu.
Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan komplotan itu dilacak setelah polisi menerima laporan dari nasabah dan manajemen perbankan. "Korban mengeluh uang di rekeningnya berkurang dalam waktu singkat," ujar Rikwanto, Selasa 8 Mei 2012.
Modus yang mereka lakukan adalah mencuri data saat korban melakukan transaksi. Tugas ini diserahkan kepada yang bekerja sebagai kasir. "Tidak perlu keahlian khusus, hanya mengintip dan menghafal pinnya," ujar Kasubdit IV Cyber Crime, Ajun Komisaris Besar Audie S. Latuheru.
Sedangkan untuk transaksi yang tidak menggunakan pin, pelaku menggunakan alat bantu berupa skimmer. Alat ini bisa membaca data rahasia yang tersimpan dalam kartu. Data tersebut selanjutnya dipindahkan ke komputer untuk disalin ulang di ke kartu magnetik duplikat. "Semua kartu berjenis magnetik bisa dijadikan kartu duplikat," kata Audie. Bahkan kartu parkir pun dapat digunakan sebagai duplikat.
Setelah data korban dicuri, ZA dan AA menyerahkan hasilnya kepada FT. Lelaki ini diduga sebagai otak kejahatan. DIA membuka rekening di sebuah bank swasta untuk menampung uang yang mereka jarah. Ketiga orang itu ditangkap di Bali. Belakangan polisi menangkap satu tersangka lagi di Samarinda. Peranan tersangka berinisial TK ini masih dalam penyelidikan.
Polisi menyita sejumlah barang bukti berupa dua buah laptop, delapan unit skimmer, satu mesin cetak sekaligus pemindai, tiga unit CPU, satu unit EDC atau alat gesek, empat telepon genggam, dua puluh kartu duplikat, tiga buku tabungan, uang pecahan Rp 100 ribu senilai Rp 123 juta, dan perhiasan emas seberat 40 gram.
Audie tidak bersedia menyebutkan nama-nama bank yang menjadi korban. Dia hanya mengatakan bank-bank itu terdiri dari bank pemerintah dan bank swasta.
SATWIKA MOVEMENTI