TEMPO.CO , Jakarta - Seorang pengendara motor di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Dhany Trihatmodjo, 29 tahun mengatakan bahwa peningkatan operazi razia sebagai buntut penembakan polisi tidak berguna. "Pelaku penembakan pasti bukan orang bodoh yg akan wara wiri keluar masuk perbatasan, apalagi kejadiannya belum lama," ujar Dhany, Selasa, 20 Agustus 2013.
Menurut Dhany dalam operasi razia paling polisi cuma menemukan pengguna motor yang surat-suratnya tidak lengkap, kalau menemukan pelaku masih jauh. "Pelakunya pasti bukan preman pasar yang baru kemarin sore pegang pistol," kata pria yang tinggal di Pondok Kelapa tersebut.
Lebih lanjut, Dhany mengatakan, kalau operasi ini penting dilakukan hanya untuk meningkatkan keamanan berkendara. "Ini penting tapi hanya sebatas untuk keamanan berkendara saja bukan keamanan keseluruhan," ia menambahkan.
Sebelumnya, Juru Bicara Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Didik Hariyadi mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan operasi razia di wilayah hukum Jakarta Timur, seusai insiden penembakan dua polisi hingga meninggal di Pondok Aren, Tangerang.
Operasi razia kelengkapan surat kendaraan bermotor itu akan ditambah waktunya. Operasi ini juga dilakukan untuk antisipasi dan mencari pelaku penembakan. Mengenai waktu pelaksanaaan, Didik mengatakan akan diacak pagi, siang, sore, dan malam.
Di sepanjang Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur yang berbatasan dengan Bekasi pada pukul 14.00 hingga 14.30 tidak terlihat adanya operasi razia kendaraan. Beberapa motor lewat tanpa menggunakan helm di jalan tersebut.
TIKA PRIMANDARI
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim
Baca juga:
Suap Hakim, KPK Periksa Pejabat Kota Bandung
Keterlibatan Petinggi Kernel Singapura Ditelusuri
Dada Diperiksa KPK sebagai Tersangka
Bandung Tawarkan Bantuan Hukum untuk Edi Siswadi