TEMPO.CO , Jakarta: Neneng Suryani, 32, mengaku bergabung menjadi sopir layanan ojek berbasis aplikasi Ladyjek untuk membuat dapurnya terus mengepul.
Neneng awalnya bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah unit apartemen. "Tapi yang punya apartemen lagi pergi, jadi nganggur," katanya kepada Tempo usai peluncuran LadyJek di Mampang pada Kamis 8 Oktober 2015. Itulah sebabnya ia mencoba daftar menjadi pengojek.
Informasi lowongan LadyJek ia dapatkan dari suaminya yang juga pengemudi ojek online. Atas pertimbangan keamanan, sang suami memberikan izin. "Suami kasih izin karena ini khusus wanita, jadi aman," katanya.
Baca juga:
Ternyata Ahok Takut dengan Menteri Rini dan Basoeki
DNA Pelaku Ditemukan di Kaus Kaki Bocah dalam Kardus
Neneng berujar, LadyJek membantu dirinya dan perempuan lain untuk dapat membantu ekonomi keluarga tanpa merasa takut. "Apalagi dalam keadaan ekonomi gini. Demi anak," tuturnya. Terlebih lagi, jam kerja yang bebas diatur sendiri memungkinkan Neneng dapat tetap mengurus keluarganya. Ditanya mengenai reaksi anaknya yang masih berusia lima tahun, ia menjawab tidak ada masalah. "Anakku udah biasa mamanya kerja, kok," katanya.
LadyJek resmi diluncurkan pada Kamis, 8 Oktober 2015. Layanan ojek ini khusus dikemudikan oleh wanita dan hanya boleh digunakan untuk penumpang wanita. Mengusung slogan 'Ojek wanita untuk wanita', LadyJek menawarkan tiga keunggulan, yakni keamanan, kenyamanan, dan kepraktisan. LadyJek akan mulai beroperasi pada Jumat, 9 Oktober 2015 meski aplikasinya sudah dapat diunduh di Google Play sejak 1 Oktober 2015. (Baca: Ini Bedanya Ladyjek dengan Go-Jek, GrabBike, Blujek, Syar'i)
VINDRY FLORENTIN