TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok geram dengan tertundanya pembangunan turap di bantaran Kali Ciliwung yang berada di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. "Gara-gara selalu kami toleransi (relokasinya) kan. Sekarang hujan, bisa kerja enggak tuh alat? Udah lahan sempit, jatuh lagi tuh alat satu," kata Ahok di Balai Kota pada Selasa, 17 November 2015.
Ahok berujar, seringnya negosiasi yang diminta warga bantaran Kali Ciliwung membuat proyek pembangunan turap, yang seharusnya selesai pada November ini, belum juga usai. "Selalu bilangnya, udah tunggu bulan depan. Nego dulu, tunggu dua bulan lagi. Bisa-bisa Januari-Februari baru selesai," kata Ahok.
Selama ini, menurut Ahok, masyarakat salah memahami bila pembangunan turap ditunda selama satu-dua bulan, proses pembangunan tersebut hanya akan bertambah selama satu-dua bulan pula. "Dia pikir, nunda satu-dua bulan, nambahnya cuma satu-dua bulan. Padahal beda. Kalau kamu mundur dua bulan ke musim hujan, nambahnya bisa empat-lima bulan, lho. Bisa-bisa, tunggu kemarau lagi baru bisa kerja," ujar Ahok.
Sementara itu, menurut Ahok, ia segera menuntaskan pembebasan lahan di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, yang terkena proyek sodetan. "Kami paksa. Selama rusun siap, kami akan paksa. Karena (sungai) ini enggak bisa belok. Kalau ada dasarnya, warga minta ganti, kami ganti. Kalo enggak ada dasar, ya enggak bisa," tutur Ahok.
Rabu lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung, yang berada di kawasan Kampung Pulo, memang belum selesai sehingga masih terjadi banjir. Menurut Ahok, apabila pembangunan turap belum selesai, potensi rembesan air sungai ke pemukiman warga pasti terjadi.
Hujan yang terjadi di Bogor, Jawa Barat, Senin lalu memang membuat permukaan Kali Ciliwung, yang berada di DKI Jakarta, meningkat karena air kiriman. Kawasan Kampung Pulo yang tengah dibangun turap pun tergenang oleh air. Air tersebut meresap melalui tanah bekas penggusuran pemukiman warga dan masuk ke rumah-rumah warga yang masih menghuni Kampung Pulo.
ANGELINA ANJAR SAWITRI