TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Soni Sumarsono, memberikan penjelasan tentang unjuk rasa di Balai Kota pada Jumat kemarin, yang dilakukan sejumlah atlet DKI Jakarta. Mereka merupakan atlet yang mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat beberapa waktu lalu.
"Karena mereka menuntut janji pemerintah yang memberikan Rp 1 miliar dari Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), tapi pemerintah hanya memberikan Rp 200 juta," kata Soni saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Ahad, 18 Desember 2016.
Soni mengatakan pengurangan bonus itu terjadi bukan karena pemerintah DKI Jakarta kekurangan uang. Namun, ada aturan dari pemerintah pusat yang melarang pemerintah daerah memberikan bonus dengan jumlah melebihi dari yang ditentukan pusat. Karena itu, uang Rp 300 miliar yang semula sudah disiapkan untuk para atlet DKI, hanya bisa diberikan Rp 114 miliar. "Selebihnya kami kembalikan ke kas daerah. Jadi bukan karena tidak punya duit," ujarnya.
Menurut Soni, pemerintah telat dalam melakukan sosialisasi mengenai ketentuan pemberian bonus itu. Dia memahami ketentuan itu telah mengecewakan para atlet. Namun, dia berjanji akan mencarikan solusi terbaik untuk mengobati rasa kecewa mereka. Salah satu solusinya, kata dia, bisa dengan menganggarkan kembali pada 2017, sebagai utang kepada para atlet. "Tapi keputusannya tergantung rapat nanti," kata Soni.
Para atlet sebelumnya melakukan unjuk rasa di hadapan Soni dalam acara pemberian penghargaan kepada atlet berprestasi dalam PON dan PAPERNAS 2016 di Jawa Barat. Mereka memprotes nominal bonus yang diterima tidak sesuai dengan yang dijanjikan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang sebesar Rp 1 miliar.
FRISKI RIANA