TEMPO.CO, Jakarta - Polisi memeriksa sembilan orang terkait dengan insiden kebakaran Kapal Motor Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Ahad, 1 Januari 2017. Sembilan orang itu termasuk nahkoda Moh. Nali dan tiga anak buahnya. Nali diduga menyelamatkan diri lebih dulu saat kapal mulai terbakar.
"Kami amankan nahkoda berikut tiga anak buahnya. Kami juga mintai keterangan pegawai Dinas Perhubungan, dua orang dari Syahbandar dan saksi penumpang tiga orang, sehingga totalnya sembilan orang," kata Direktur Polisi Air Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hero Hendrianto Bachtiar saat dihubungi, Senin, 2 Januari 2016.
Baca: Tak Meniru Titanic, Nahkoda Kapal Zahro Express Dipersoalkan
Hero menuturkan, sembilan orang tersebut saat ini masih berada di kantornya yang berlokasi di Jalan Padamarang Tanjung Priok Kota, Jakarta Utara. "Kami gali kronologis penyebab kebakaran," katanya. Alasan Moh. Nali menyelamatkan diri dengan mencebut lebih awal dibanding dengan penumpang, juga akan ditanyakan.
KM Zahro Express mengalami kebakaran mesin beberapa saat setelah berangkat dari Dermaga Muara Angke. Hingga saat ini 23 orang tewas, tiga diantaranya sudah teridentifikasi. Beberapa penumpang masih dilaporkan hilang dan sejumlah korban dirawat.
Baca: Kabur Duluan, Nasib Nahkoda Kapal Zahro Express Terancam
Mereka, kata Heru, masih berstatus saksi seputar kebakaran KM Zahro Express yang mengangkut 238 penumpang itu. Penyebab kebakaran kapal masih diselidiki. Dugaan sementara karena faktor kelalaian, termasuk jumlah penumpang yang diangkut dengan data manifes yang dilaporkan.
KM Zahro Express berangkat dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, menuju Pulau Tidung. Penumpang yang meninggal mencapai 23 orang, 17 hilang, dan 194 orang selamat.
INGE KLARA SAFITRI
Berita Terkait
Menit-menit Menegangkan Saat Kapal Zahro Express Terbakar
Ini Indikasi Prosedur yang Dilanggar Kapal Zahro Express