TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta secara resmi memulai pembenahan Lapangan Banteng di Jakarta Pusat, 17 Maret 2017. Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan pemerintah Jakarta ingin menjadikan lahan seluas 10 hektare itu sebagai arena olahraga anak muda. “Ini harus menjadi primadona masyarakat untuk menghabiskan waktu,” kata dia.
Sejak 1981, pemerintah DKI Jakarta mengelola Lapangan Banteng sebagai taman umum. Dulu disebut Waterlooplein, terletak di daerah Weltevreden, Batavia, yang merupakan permukiman utama warga Belanda ketika itu.
Seorang pegawai VOC bernama Anthony Paviljoen membeli lahan tersebut pada 1632, sehingga dulunya disebut Lapangan Paviljoen.
Untuk mengenang pertempuran Waterloo pada masa kolonial, Belanda membangun Patung Singa pada 1828. Jepang lalu merobohkan patung itu saat menduduki Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, namanya diubah menjadi Lapangan Banteng karena dulu tempat itu merupakan habitat beragam satwa liar. Monumen Pembebasan Irian Barat kemudian dibangun Presiden Sukarno pada 1962.
Berikut bagian-bagian Lapangan Banteng setelah direvitalisasi:
1. Monumen Pembebasan Irian Barat
2. Bangunan penunjang bendera
3. Amphitheater
4. Panggung pertunjukan seni
5. Kolam
6. Lapangan utama timur
7. Lapangan terbuka barat
8. Taman bermain anak
9. Lapangan basket
10. Pagar lapangan barat
11. Pagar lapangan timur
12. Pintu utara Lapangan Banteng
13. Pintu timur Lapangan Banteng
14. Pintu selatan Lapangan Banteng
15. Pintu barat Lapangan Banteng
SUMBER: DINAS KEHUTANAN DKI JAKARTA | LINDA HAIRANI