"

NU: Pisahkan Agama Dengan Pilkada DKI Jakarta  

Para ulama pengurus PWNU yang mewakili 29 PCNU se-Indonesia, memberikan keterangan kepada awak media, di Jakarta, 14 Agustus 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Para ulama pengurus PWNU yang mewakili 29 PCNU se-Indonesia, memberikan keterangan kepada awak media, di Jakarta, 14 Agustus 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Khatib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta Kiai Haji Ahmad Zahari menganjurkan warga Jakarta memisahkan permasalahan pilkada Jakarta dengan ajaran agama. Zahari menuturkan agama selalu menganjurkan kebaikan. “Tapi harus dipisahkan dengan pilihan pemimpin,” ujar Zahari melalui siaran pers seusai diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Maret 2017.

Komentar itu dilontarkan Zahari sebagai respons rencana Forum Umat Islam (FUI) yang akan menggelar demonstrasi kesekian kali bernama 313 pada Jumat, 31 Maret 2017. Dia meminta semua pihak mampu menahan diri dan mengedepankan kepentingan bangsa.

Baca: Ada Format Baru di Putaran Dua Pilkada DKI, Seperti Apa?

“Kami mengimbau memilih semua. Siapa saja yang disenangi, coblos,” kata Zahari. Dia mengimbau masyarakat memilih pemimpin sesuai dengan keinginan hati, bukan berdasarkan desakan atau anjuran siapa pun. Meski saat ini kondisi politik di Jakarta sedang memanas.

Dia juga menyinggung terkait dengan adanya tempat ibadah yang digunakan sebagai ajang kampanye. Termasuk kelompok yang menyerang perbedaan tafsir antara memilih pemimpin muslim atau melarang memilih pemimpin muslim. Menurut dia, rumah ibadah adalah tempat publik sehingga tak bisa digunakan untuk orasi politik. Apalagi khotbah berisi kebencian.

Baca: Rais Syuriah NU: Muslim Boleh Pilih Pemimpin Nonmuslim

Dia melanjutkan, permainan politik identitas dan berbau agama sangat kental dalam pilkada DKI Jakarta. Belum lama ini terpasang spanduk bernada provokatif yang secara tidak langsung membuat masyarakat Jakarta tidak memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tertentu.

Intelektual muda Nahdlatul Ulama, Syafieg Hasyim, menyampaikan hal yang sama bahwa kepemimpinan agama tidak sama dengan kepemimpinan politik. "Tugas pemimpin adalah menegakkan keadilan sosial. Tidak bisa disandera dengan kepentingan primordial," kata pria yang akrab disapa Gus Syafieq itu.

Syafieq meminta masyarakat tidak mendasarkan pilihan calon pemimpin dengan agama dalam pilkada DKI Jakarta. Justru yang harus dijunjung adalah norma keadilan.

Maqosidul syar'i dalam konsep negara adalah manifestasi sifat ilahiah di muka bumi, maka norma yang harus diusung adalah keadilan, cinta kasih, dan kebersamaan,” ucap dia. “Dalam konteks ini, keadilan tidak boleh memihak, baik pada faktor agama, suku, maupun keyakinan.”

Lebih lanjut, Syafieq menegaskan konteks memilih pemimpin adalah berdasarkan kinerja dan gagasan memajukan bangsa. Persoalan pemerintah adalah persoalan masyarakat. Kepemimpinan dipilih berdasarkan sejauh mana seseorang mampu menyejahterakan dan mewujudkan keadilan sosial. Karena itu, rekam jejak pemimpin harus dilihat.

AVIT HIDAYAT








Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

21 hari lalu

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.


Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

35 hari lalu

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

Sebelum vonis dijatuhkan, berbagai lobi dilancarkan untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.


Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

40 hari lalu

Anies Baswedan menghadiri acara Rapat Kerja Nasional Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa, 14 Februari 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.


Indicting Indosurya, Again

41 hari lalu

Indicting Indosurya, Again

THE West Jakarta District Court acquitted the owner of Indosurya Saving and Loan Cooperative, Henry Surya, despite ...


Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

43 hari lalu

Mantan wagub DKI Sandiaga Uno mengucapkan selamat ulang tahun untuk Gubernur DKI Anies Baswedan di akun twitternya. Twitter.com
Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.


Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

43 hari lalu

Tampilan yang disebut sebagai Surat utang Anies Baswedan ke Sandiaga Uno. Istimewa
Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.


Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

46 hari lalu

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

Kengototan KPK mengusut kasus Formula E berdampak pada perpecahan antar-petinggi lembaga itu.


Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

48 hari lalu

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno saat tiba di Sekber Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 23 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.


Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

48 hari lalu

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon di DPR/MPR RI, Jakarta Selatan, Kamis, 22 September 2022 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.


Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

10 November 2022

Rais Syuriyah PCINU, Ahmad Syaifuddin Zuhri. Foto : Youtube
Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

Ahmad Syaifuddin Zuhri, pria asal Lamongan, Jawa Timur berhasil menuntaskan studi doktoralnya di Cina berkat beasiswa pemerintah Cina.