TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proses terakhir pemasangan konstruksi box girder terakhir jembatan simpang susun Semanggi.
"Pembangunan (konstruksi) utama sudah selesai malam ini, kemudian baru pernak-perniknya," ujar Basuki saat ditemui di jembatan Semanggi pada Selasa malam, 25 April 2017. Basuki dan Budi menaiki tangga darurat dan masuk ke mesin pengangkat box girder sekitar pukul 23.00.
Baca: Pembangunan Simpang Susun Semanggi, Bina Marga: Sudah 74
Mereka melihat prosesi pemasangan beton baja yang akan disambungkan mengangkangi Jalan Gatot Subroto. Beton besar bergerak perlahan naik ke atas menyempurnakan lingkaran simpang susun.
"Saya ke sini bersama Pak Budi untuk mengapresiasi PT Wijaya Karya (WIKA). Dia membuktikan kerja lebih cepat dengan kualitas lebih baik," katanya. "Kami mengapresiasi cara pembangunan jembatan ini, sama sekali tidak mengganggu lalu lintas di Semanggi dan tidak merusak keindahan Semanggi," ucap Budi.
WIKA mengerjakan proyek senilai Rp 360 miliar itu sejak April 2016. Menurut Basuki, pembangunan itu akan rampung pada Juli 2017 sehingga resmi dioperasikan pada 17 Agustus 2017. Prosesi peresmian bersamaan dengan hari jadi Indonesia.
Namun, sebelum itu, pihaknya akan mengirimkan tim komite keamanan untuk menilai kelayakan jembatan. Menurut Basuki, penilai keamanan sangat dibutuhkan untuk keselamatan dan perlindungan konsumen. Basuki ingin memastikan jembatan itu layak digunakan.
Setelah prosesi pemeriksaan rampung dan penilaian dikeluarkan, pihaknya akan memberikan sertifikasi pengoperasian jembatan. Saat ini, komite keamanan tengah menilai segala sisi jembatan. Mulai kualitas beton, konstruksi, penerangan, hingga pernak-pernik lain.
Budi memuji kemampuan WIKA merampungkan pembangunan jembatan Semanggi dalam waktu singkat. Menurut dia, proses pembangunan sama sekali tak terasa karena tak menimbulkan kemacetan. "Ini perlu diapresiasi," ucapnya.
Menurut Budi, jembatan simpang susun Semanggi diprediksikan bakal mengurai kemacetan Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Budi memperkirakan kemacetan akan berkurang hingga 30 persen dari hari biasanya.
Arsitek jembatan Semanggi, Achmad Noerzaman, mengatakan proyek tersebut dikerjakan WIKA dan sejumlah perusahaan menggunakan uang milik PT Mitra Panca Persada. Perusahaan itu diwajibkan membayar denda koefisien lantai bangunan. "Total anggarannya Rp 360 miliar dengan panjang 1,8 kilometer," ujarnya.
Pembangunan jembatan itu menggunakan sistem erection segmen box girder. Box girder membentang sepanjang 80 meter tanpa kolom sehingga beton-beton besar dapat tersusun melingkar dan mengangkangi Jalan Gatot Subroto.
Setiap bentangan balok dihubungkan dengan baja dan menggunakan mesin khusus tanpa membutuhkan penyanggah di bawahnya. Hal itu memungkinkan beton tersambung tanpa menimbulkan kemacetan.
Baca juga: Simpang Susun Semanggi 70 Persen, PT WIKA: Beroperasi Akhir Juli
Dua ruas jalan itu dibangun dari arah Grogol, Jakarta Barat, menuju Blok-M di Jakarta Selatan dan dari arah Cawang, Jakarta Timur, menuju Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Jalan layang yang berbentuk lingkaran itu kelak akan mengurai kemacetan di kolong Jalan Gatot Soebroto. Saat ini, simpang susun tersebut sedang dalam proses finishing.
AVIT HIDAYAT