TEMPO.CO, Tangerang - Kebakaran GW Lounge di Terminal 2 E Bandara Soekarno-Hatta awal Juli lalu, memaksa PT Angkasa Pura II dan pemerintah mengevaluasi Airport Emergency Plan (AEP).
"Proses evaluasi masih dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan operator bandara,"ujar Head Corporate Secretary dan Legal PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi kepada Tempo, Kamis, 23 Juli 2015.
Hasil evaluasi ini bisa menunjukkan apakah managemen krisis Bandara Soekarno-Hatta berjalan dengan baik atau tidak. Karena menurut kami, kata Agus, penanganan kebakaran dan pasca kebakaran sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan cukup cepat.
Agus mengakui dari sisi keterampilan, penanganan konsentrasi massa, kepanikan dan recovery penumpang usai kebakaran memang masih kurang.
Menurutnya, hal ini disebabkan banyak faktor, karena krisis airport bukan hanya terjadi karena peristiwa kebakaran, tapi juga terjadi karena faktor lain, seperti erupsi Gunung Raung yang menyebabkan banyak penerbangan terlambat dan dibatalkan.
Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura II, Djoko Murjatmodjo mengatakan butuh setidaknya 2-3 pekan untuk mengoreksi AEP yang kini dimiliki.
Angkasa Pura II telah membentuk tim dari unit teknis dan operasi untuk mengkaji lagi apakan AEP dan Airport Security Program telah berjalan sesuai prosedur. "Evaluasi AEP tersebut nantinya akan ditemukan kelemahan dari SOP penanggulangan musibah di bandara," katanya.
Djoko menjelaskan, Airport Emergency Planing merupakan panduan yang harus dikoreksi setiap 2 atau 3 tahun sekali. Menurut Djoko AEP yang dimiliki Bandara Soekarno-Hatta terakhir dikoreksi pada 2014.
Djoko mengatakan usai dikoreksi, AEP ini bakal diserahkan ke Kementrian Perhubungan untuk disahkan. AEP itu juga harus memenuhi dan tak bisa bersebrangan dengan standar internasional.
Kebakaran yang terjadi di Terminal 2E menyebabkan ratusan penerbangan Garuda Indonesia dan sejumlah maskapai internasional lainnya mengalami delay dan pembatalan. Ribuan penumpang menumpuk di Terminal 2 karena terganggunya sistem dan operasional bandara.
JONIANSYAH