TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Denny Wahyu Haryanto mengatakan saat ini kasus kebakaran di Jakarta mengalami peningkatan. "Kalau dikalkulasi, setiap hari pasti ada lima-enam kasus kebakaran," ucap Denny saat dihubungi pada Minggu, 27 September 2015.
Menurut Denny, penyebab utama terjadinya kebakaran adalah kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Dalam sebulan di Jakarta, ujar dia, jumlah kasus kebakaran bisa mencapai 150-180 kejadian. “Padahal di bulan-bulan sebelumnya, angka kebakaran masih di kisaran puluhan kali per bulan.”
Kemarau panjang juga menyebabkan air tanah semakin berkurang, yang berimbas pada penanganan kebakaran. Saat terjadi kebakaran, tim pemadam sering kesulitan mencari akses sumber mata air. “Air benar-benar sulit didapat.”
Selain karena kemarau panjang, meningkatnya kasus kebakaran dipicu terjadinya hubungan arus pendek listrik. Untuk itu, BPBD berkoordinasi dengan PLN masing-masing wilayah untuk melakukan razia di kawasan padat penduduk. "Di area padat penduduk, biasanya aliran listriknya carut-marut."
Denny menuturkan saat ini pihaknya telah memetakan daerah-daerah yang berpotensi terjadi kebakaran, terutama kawasan padat penduduk. Menurut dia, hampir setiap wilayah memiliki kawasan padat penduduk, tapi yang rawan terjadi kebakaran adalah Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Sementara itu, 1.500 orang kehilangan tempat tinggal dalam kebakaran di RW 04 Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, pada Sabtu malam lalu. Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi DKI Jakarta Doddy Cahyadi mengatakan bantuan tenda dan logistik sudah disalurkan kepada para korban. “Kami kirim Sabtu malam lalu setelah api padam,” katanya, kemarin.
Ada tiga tenda besar yang didirikan di puskesmas serta pos RW 04. Satu tenda digunakan untuk posko bantuan dan dua tenda lain untuk pengungsian. Jumlah tenda pengungsi tak mampu menampung semua korban kebakaran. Sedangkan bantuan logistik bagi para korban kebakaran sudah mulai berdatangan.
Bantuan tersebut datang dari Dinas Sosial DKI Jakarta, Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, PKPU, dan PMI. Bantuan itu terdiri atas 40 dus mi instan, 1.200 makanan siap saji, 200 kaleng sarden, 200 selimut, 200 daster, 200 kaus kerah, dan 20 terpal gulung.
Menurut koordinator Tagana Jakarta Barat, Muhammad Idris, bantuan masa darurat hanya diberikan selama tiga hari. Namun ini bisa diperpanjang lewat permintaan pejabat setempat. "Kalau lurahnya minta, bisa diperpanjang sampai mereka mandiri. Biasanya maksimal satu minggu," ucap Idris.
AVIT HIDAYAT | EGI ADYATAMA