TEMPO.CO, Jakarta - Putri Nur Fauziah, 9 tahun, bocah kelas II SDN Kalideres 05 Pagi, Jakarta Barat, diketahui berniat bermain gunting, batu, kertas di rumah temannya hingga kemudian hilang dan jasadnya ditemukan di dalam kardus. "Iya, katanya dia mau pergi ke rumah saya, ngajakin main," ujar teman Putri, Raisa Aulia Gunawan, 8 tahun, saat ditemui Tempo di sela-sela belajar, Selasa, 6 Oktober 2015.
Raisa menuturkan, saat itu dia dan Putri memang tidak sedang janjian untuk bermain bersama. Hanya, Putri sempat menyampaikan pesan sepulang sekolah bakal pergi ke rumah Raisa.
BACA:
Detik-detik Sebelum Bocah Itu Dibunuh dalam Kardus
Mengapa Bocah yang Dibunuh dalam Kardus Pulang Lewat Jalan Berbeda?
Sejak Kamis, 30 September 2015, Putri memang berniat bermain ke rumah Raisa. Niat itu atas keinginan Putri sendiri yang disampaikan kepada Raisa. Namun, sayangnya, pada hari itu ia tidak berhasil menemukan rumah teman karibnya tersebut.
Putri pun berencana mencari rumah Raisa pada hari berikutnya, Jumat selepas pulang sekolah. Hanya, di tengah perjalanan, dia dicegat dua pemuda yang mengaku mengenal ayahnya. Mereka mengendarai sepeda motor matic warna merah, lalu menculik Putri.
Baca Juga:
Raisa mengaku kejadian tersebut membuatnya kehilangan seorang sahabat karib. Putri dikenal sebagai sosok yang periang. Biasanya, mereka berdua bermain gunting, batu, kertas. "Itu permainan kesukaan dia," kata Raisa.
Selain itu, Putri dikenal sebagai teman yang suka berbagi. Setiap kali dia membeli jajanan, Putri selalu membagi dengan teman lain, termasuk Raisa. Biasanya Putri sering membeli es di depan sekolah. "Aku enggak minum, soalnya pilek, dilarang mama," ujar Raisa.
Wali Kelas II SDN Kalideres 05 Pagi, Filar Fhitaloka, mengatakan anak didiknya itu sangat periang dan mudah bergaul. Dia juga dikenal rajin menyelesaikan tugas-tugas sekolah, sehingga membuatnya menempati peringkat sepuluh besar.
Sebelumnya, Putri Nur Fauziah dinyatakan hilang sepulang sekolah pukul 10.00 pada Jumat, 2 Oktober 2015. Malamnya, pada pukul 22.30, ia ditemukan tewas dengan kondisi memprihatinkan. Tubuhnya terbungkus di dalam kardus berlapis lakban dan mengalami luka parah pada sekujur tubuh. Termasuk mendapatkan kekerasan seksual.
AVIT HIDAYAT
Baca juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...