TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan rencana pemerintah Jakarta membeli helikopter pemadam api ditolak Presiden Joko Widodo. Sebabnya, sudah ada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang akan diberikan kepada TNI Angkatan Udara untuk membeli pesawat yang sama. Ahok, sapaan akrab Basuki, berdiskusi dengan Presiden dan Kepala Staf Angkatan Udara di Bandara Halim Perdanakusuma pada Sabtu, 24 Oktober 2015.
"DKI mau batalkan pembelian helikopter karena negara akan kasih dana kepada TNI AU untuk beli pesawat," katanya di Balai Kota pada Senin, 26 Oktober 2015.
Sebelumnya, Ahok berencana membeli helikopter agar kebakaran bisa cepat ditangani, terutama di wilayah padat penduduk. Helikopter juga bisa dipinjamkan jika terjadi bencana kebakaran hutan seperti sekarang. Ia mengaku senang jika ternyata ada niat pemerintah untuk menyediakan pesawat seperti yang direncanakan.
Pesawat yang akan dibeli TNI AU adalah jenis pesawat Rusia yang mampu mengisi air langsung di permukaan air yang luas. "Langsung 12 ton hanya dalam 12 menit," ujar Ahok. Nantinya TNI AU juga akan membeli helikopter pemadam api. "Kami bisa pinjam, bayar saja, lebih murah."
Karena itu, kini anggaran APBD yang awalnya untuk membeli helikopter akan digunakan untuk membantu operasional prajurit. "Kami fokuskan untuk membangun rumah susun bagi prajurit," tutur Ahok.
Tujuannya adalah menampung prajurit yang awalnya tinggal di luar Jakarta. Rusun juga mendekatkan prajurit ke lapangan. "Prajurit juga akan cepat kalau bertindak," ucapnya.
Keuntungan lain adalah penawaran rumah di luar kota akan berkurang. Prajurit, kata Ahok, akan lebih tertarik menyewa rumah di Jakarta. "Bisa ada keseimbangan pasar sewa rumah."
VINDRY FLORENTIN