TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Wisata Kota Tua ramai didatangi pengunjung sejak pagi hari, Kamis, 7 Juli 2016. Cecep, petugas Satuan Tugas Jaga tempat wisata ini mengatakan selama hari libur, kawasan Kota Tua tak pernah sepi dari pagi hingga pagi lagi.
"Di sini ramai terus sampai pagi," katanya saat ditemui di pos pengamanan, Kamis, 7 Juli 2016.
Meski begitu, puncak keramaian diprediksi masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Dalam rangka pengamanan dan mengakomodasi keperluan para pengunjung, kawasan wisata ini difasilitasi dengan tujuh pos pengamanan dan satu pos polisi.
"Biasanya pos pengamanan ada lima, sekarang bertambah. Hasil koordinasi dengan Satpol PP dan polsek hingga polda," katanya.
Hingga hari kedua Lebaran 2016 ini, kata Cecep, belum ada masalah yang berarti yang terjadi di kawasan wisata ini. Hanya saja ia menyayangkan belum maksimalnya kesadaran para pengunjung dalam hal membuang sampah serta merawat fasilitas umum yang tersedia.
Baca Juga:
"Masih banyak yang buang sampah sembarangan, padahal sudah disosialisasikan terus-menerus," katanya.
Terkait dengan hal itu, Cecep menjelaskan, setiap pukul 04.00-05.00 WIB para pengunjung diminta untuk keluar terlebih dahulu dari kawasan wisata. Tujuannya untuk memberikan waktu para petugas kebersihan membersihkan seluruh area Kota Tua ini.
Kawasan wisata Kota Tua merupakan kawasan wisata yang menyuguhkan tempat wisata sejarah. Ada sekitar lima museum yang bisa menjadi pilihan pengunjung.
Namun, museum-museum itu masih tutup hingga hari ini dan baru buka kembali esok hari. "Museum di sini tutup kalau hari libur nasional," kata Cecep.
Meski sejumlah museum di kawasan ini tutup, Komarudin, 43 tahun, tetap bersemangat membawa keluarganya berekreasi. Menurut dia, masih banyak yang bisa dinikmati sebagai alternatif liburan di kawasan ini.
"Anak-anak tetap senang, bisa main sepeda ontel dan foto bareng tentara," ujar Komarudin sambil menggendong anaknya yang berusia 4 tahun.
Di sekitar pelataran Kota Tua ini memang banyak komunitas yang berdandan menyerupai pahlawan, tentara, atau bahkan hantu yang bergaya mematung dan bisa diabadikan bersama.
INGE KLARA SAFITRI