TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan akan terus blusukan pada masa kampanye pemilihan kepala daerah 2017. Meski begitu, ia tidak menampik juga akan menggelar kampanye akbar dengan gaya konser.
"Kalau kampanye akbar, mungkin kami akan bikin. Mungkin kami bikin, tapi pakai tiket kayak konser," ucap Ahok di Petojo Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 8 November 2016.
Dalam konser itu, Ahok berencana menerima sejumlah artis dan kelompok musik atau band yang ingin menyumbangkan penampilannya. Dengan begitu, Ahok menuturkan pihaknya tidak akan memakan banyak biaya dalam setiap kampanye nanti.
"Kalau enggak bayar (artis dan band), mungkin tiketnya lebih murah. Mungkin tiketnya hanya Rp 5.000 atau Rp 10 ribu," ujar Ahok.
Namun, soal rencana konser itu, tim suksesnya belum mengantongi lokasi yang bisa menampung ribuan pendukung. Adapun Gelora Bung Karno yang bisa menampung banyak orang sedang dalam proses pemugaran.
"Saya enggak tahu jadwal (kampanye akbar) dari KPU (komisi pemilihan umum). Kalau mau 10 ribu atau 20 ribu orang, bagaimana? Karena kami akan jual tiket. Tapi saya enggak tahu, semua bergantung pada timses," tutur Ahok.
Ahok mengatakan tidak akan menggelar kampanye dengan cara mengerahkan massa atau mengangkut seluruh pimpinan anak cabang partai. Jadi semua yang datang harus menyumbang dengan membeli tiket. Kalau ada anggota partai yang tidak bisa membeli tiket, itu akan menjadi tanggung jawab pimpinan anak cabang partai.
Meski polisi sedang memproses kasus dugaan penistaan agama yang membelitnya, Ahok tetap melakukan kampanye. Pada Selasa siang, Ahok blusukan ke Kebon Jahe, Petojo Utara, Jakarta Pusat.
Baca: Ibu Ini Minta Uang, Ahok Cuma Kasih Doa Saat Kampanye)
Sambil blusukan, ia menggendong anak bernama Adel. Ahok sempat menghibur bocah perempuan itu dengan mengelus seekor monyet.
Ahok menimang anak itu sambil mengajak bicara monyet milik Nuni, 46 tahun, tersebut. Celotehan Ahok akhirnya mengundang tawa warga Kebon Jahe. "Lu jangan galak-galak, ya, nanti gue pecat lu," ucap Ahok terkekeh disusul tawa masyarakat setempat. "Lu jangan galak-galak, ya, nanti gue stafkan lu," tutur Ahok mengulangi perkataannya kepada monyet itu.
Monyet milik Nuni ini telah dipelihara sejak setahun lalu atau saat monyet itu masih kecil. Nuni memberi nama monyet jenis Bali itu dengan sebutan “Bule” karena warna bulunya yang pirang. Saat dielus Ahok, tak sedikitpun monyet tersebut membalas dengan serangan.
Baca: Kampanye Ahok-Djarot Terhadang, Polisi Tunggu Panwaslu
"Monyet itu takut sama orang, Pak. Jadi enggak pernah gigit," kata Nuni kepada Ahok. Tangan Ahok masih terus mengelus monyet itu.
Saat akan meninggalkan monyet itu, Ahok kembali berbalik. Ia mengingatkan pemilik monyet untuk kembali memberikan vaksin kepada hewan peliharaannya. Sebab, sejak pertama kali dirawat, Nuni baru sekali memberikan vaksin kepada Bule. "Bahaya ini kalau dia sampai gigit orang, Bu. Lebih baik diberi vaksin lagi," ujar Ahok.
Nuni menjelaskan kepada Ahok bahwa monyet peliharaannya itu tidak diberi makanan berupa daging. Sehari-hari, ia hanya memberi makanan berupa biji-bijian dan sayur-sayuran. Dengan begitu, monyet itu tidak akan mengincar manusia. "Asalkan jangan dikasih daging, Pak," tutur Nuni.
LARISSA HUDA