TEMPO.CO, Bekasi - Markas Organisasi Kemasyarakatan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Kota Bekasi, Jawa Barat, dijaga oleh aparat kepolisian. Hal ini menyusul insiden pertikaian di Bandung ketika Imam Besar Front Pembela Islam, Habis Rizieq Sihab diperiksa penyidik atas dugaan kasus penistaan agama pada Jumat, pekan lalu.
"Pengamanan dari polisi adalah hal lazim, karena habis ada insiden itu," kata Ketua Divisi Non-Litigasi GMBI, Kota Bekasi, Yanto Kamto di Sekretariat GMBI di Jalan Pangeran Jayakarta, Medansatria, Senin, 16 Januari 2017. Ia mengklaim tak ada masalah dengan ormas FPI, hubungan kedua ormas di Kota Bekasi tersebut cukup baik.
Baca:
Ini Penyebab Markas GMBI Bogor Dibakar Massa FPI
5 Tersangka Pembakaran Markas GMBI Bogor Masih di Bawah Umur |
Ia mengatakan, pihaknya telah membuat pernyataan tertulis antara GMBI dengan FPI disaksikan oleh aparat kepolisian. Isinya, kedua ormas sama-sama sepakat menjaga kondusifitas Kota Bekasi. "Artinya enggak akan ada gesekan apa-apa di Kota Bekasi," ujar Yanto. "Jangan sampai ada hal-hal timbul setelah peristiwa di Bandung."
Yanto juga menanggapi peristiwa di Bandung. Menurut dia, bahwa peristiwa dugaan penganiayaan, bukan dilakukan oleh anggota GMBI. Karena, dari rekaman yang beredar, pelakunya bukan berseragam GMBI. "Kami punya seragam, ada lambang GMBI, yang di media sosial jelas bukan seragam kami," kata Yanto.
Baca Juga:
Karena itu, kata dia, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengungkap fakta yang terjadi. Karena itu, kata dia, pihaknya meminta agar GMBI tak dijadikan sasaran kemarahan. "Jangan balas dendam, itu bukan kami yang melakukan," ucap Yanto.
Berdasarkan pengamatan Tempo, terdapat tiga polisi berseragam yang berjaga di sekretariat GMBI di Jalan Pangeran Jayakarta, Kota Bekasi. Petugas tampak duduk-duduk di teras sekretariat berbentuk rumah tinggal tersebut.
ADI WARSONO