TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, tampak padat, Ratusan pedagang memenuhi jalan menjajakan baju bekas. Dekat fly over Pasar Senen, dijadikan tempat favorit pedagang korban kebakaran menyambung hidup.
Salah satu pedagang itu adalah Sutiman, 58 tahun. Dia kehilangan dua kiosnya di Blok II akibat kebakaran pada Kamis 19 Januari 2017 lalu. "Akhirnya jualan di bawah dulu," kata dia, Rabu, 25 Januari 2017.
Baca : Kebakaran Pasar Senen, Polisi Periksa 9 Saksi
Setiap pedagang diberi lapak sekitar 1,5 x 1,5 meter di pinggir jalan. Setiap lapak dibatasi oleh garis yang digambar menggunakan cat warna sabu-abu. Beberapa lapak bahkan tertulis nama pemiliknya. Tempatnya tak memadai dibandingkan berjualan di dalam kios.
Meski begitu, Sutiman mengaku keuntungan jualan di pinggir jalan lebih besar. Namun, besarnya keuntungan tidak sebanding dengan kerugian akibat kebakaran. "Untungnya memang lebih besar jualan di bawah, tapi kan sudah rugi karena kebakaran kemarin," kata pemilik lapak Blok II lantai 2 unit A1 itu.
Berdasarkan pengamatan Tempo, para pedagang memakan setengah jalur jalan. Saat lalu lintas mulai padat di pagi dan sore hari, kendaraan yang melewati pasar ini akan sedikit terhambat lajunya.
Marihot Sitompul, salah seorang pengurus dari Asosiasi Pedagang Baju Bekas mengatakan, pedagang korban kebakaran terpaksa menggelar dagangannya di pinggir jalan karena belum ada tempat relokasi yang disediakan. "Mereka terpaksa berjualan di sini," kata dia.
Sedikitnya ada 650 pemilik lapak dan 400 penyewa lapak di Blok I dan II Pasar Senen yang menjadi korban kebakaran. Pemilik lapak berharap pemerintah segera menepati janjinya untuk memberikan asuransi atau merelokasi para pedagang yang menjadi korban. Pemerintah menjanjikan tempat penampungan sementara di Blok V Pasar Senen.
INGE KLARA SAFITRI