TEMPO.CO, Tangerang - Dua kasus bunuh diri terjadi di Kota Tangerang dalam sepekan terakhir. Kasus pertama terjadi di komplek Banjar Wijaya Kelurahan Cipete, Pinang, pada 4 April 2017. Pria bernama Yanto, 43 tahun, tewas gantung diri menggunakan kabel listrik.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metropolitan Tangerang Ajun Komisaris Besar Arlon Sitinjak mengatakan, diduga Yanto bunuh diri karena permasalahan keluarga. "Sering ribut masalah ekonomi dengan istrinya," kata Arlon, Rabu, 5 April 2017.
Menurut Arlon, sebelum mengakhiri hidupnya, Yanto sempat mengirim pesan lewat whatsapp kepada keluarga. "Dia menulis pesanj, 'nitip anak istri ogut'," kata Arlon.
Lima jam setelah pesan itu dikirim, kakak korban, Yun Yun bersama anaknya Viktori mendatangi rumah Yanto sekitar pukul 23.00. Mereka kaget mendapati Yanto sudah tewas dengan tubuh menggantung di dapur.
Yanto menggunakan kabel listrik warna putih untuk menjerat lehernya. Tali itu diikatkan ke besi ventilasi di lantai dua. Tangga alumunium ditemukan di dekat korban. Polisi mengamankan barang bukti kabel listrik warna putih sepanjang 30 meter.
Sebelumnya, tindakan serupa juga dilakukan Tjhin Ngiatlin, 66 tahun. Pria itu mengakhiri hidup dengan pisau setelah menganiaya istrinya Ngsiat Lie, 47 tahun. Tjhin Ngiatlin tewas di rumah kontrakan di Perumahan Alam Indah Kelurahan Poris Plawad Indah, Kecamatan Copondoh, pada 2 April 2017.
Sebelum tewas, Tjhin Ngiatlin terlibat pertengkaran dengan istrinya. Tjhin Ngiatlin kalap dan melukai istrinya menggunakan pisau. Pertikaian itu juga sempat dilerai dan didamaikan ketua RT setempat. Namun usai melukai istrinya, Tjin.Ngiatlin mengurung diri di rumah kontrakan. Saat itulah dia memilih untuk bunuh diri.
Arlon mengatakan Tjin Ngiatlin cemburu karena melihat foto pria di telepon genggam istrinya. Pria itu diduga kawan sekolahnya sang istri. "Perkara bunuh diri dihentikan karena selain pelaku sebagai penganiaya juga korban, jadi gugur demi hukum," kata Arlon.
AYU CIPTA