TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menilai seringnya tawuran antarsiswa belakangan ini dipicu adanya provokasi dari pihak ketiga. Hal itu dikatakan Kepala Seksi Pembinaan Kemampuan Direktorat Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Jaenur, Jumat, 23 September 2011.
"Kami menduga ada pihak ketiga yang memicu siswa mudah emosi, seperti alumni. Mereka kadang memperkeruh ke arah negatif," kata Jaenur di Mapolda.
Polda, kata Jaenur, sudah sering menyuluh siswa di sekolah-sekolah yang rawan tawuran, seperti SMA 6 dan SMA 70. Namun ia heran karena siswa-siswa itu masih sering tawuran. "Barangkali moral siswa sudah bergeser, anak tidak menghargai guru. Pas kami penyuluhan di SMA 6 dan 70 pun, siswa duduk seenaknya. Ada yang kaki ke atas," kata Jaenur lagi.
Pencegahan tawuran, menurut Jaenur, seharusnya dilakukan secara komprehensif, tidak hanya polisi, sekolah, dan masyarakat. Ia juga berharap siswa tidak gampang terprovokasi, termasuk dengan pesan singkat berantai yang berisi provokasi. "Alumni juga membantu. Beri gambaran kepada siswa, apa akibatnya," ujar Jaenur.
Sebelumnya, tawuran terjadi antara sekelompok wartawan yang sedang menggelar aksi solidaritas dan siswa SMA 6 Jakarta di Jalan Mahakam, Jakarta Selatan, pada Senin, 19 September lalu. Polisi belum bisa memastikan pemicu tawuran yang menyebabkan beberapa siswa dan wartawan terluka.
ARIE FIRDAUS